21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

antara para perawi dalam lafazh <strong>hadits</strong>, adalah seperti sebelumnya. Tapi<br />

menurut Muslim dan Ismaili adalah oi^i, bentuk jamak (plural) dari kata<br />

i'JLl.\ Maksudnya adalah, agamanya selamat dari kekurangan dan<br />

perilakunya selamat dari celaan, karena orang yang tidak menghindari<br />

hal-hal syubhat, maka dia tidak akan selamat dari perkataan orang yang<br />

mencelanya. Hadits ini menjelaskan, bahwa orang yang tidak menjauhkan<br />

diri dari syubhat dalam pencaharian dan kehidupannya, maka dia<br />

telah menyerahkan dirinya untuk dicemooh dan dicela. Hal ini mengandung<br />

petunjuk untuk selalu menjaga hal-hal yang berkaitan dengan<br />

agama dan kemanusiaan.<br />

•JLA^IAVI j> g. 'J. (Dan barangsiapa yang terjatuh dalam syubhat).<br />

Perbedaan para perawi dalam kalimat ini seperti yang telah kami<br />

kemukakan. Disamping itu para ulama juga berselisih tentang hukum<br />

Syubhat, ada yang mengatakan haram dan ada yang mengatakan makruh.<br />

Kasus ini sama dengan perbedaan pendapat tentang hukum sebelum<br />

turunnya syariat. Ringkasnya, ada empat penafsiran tentang syubhat.<br />

Pertama, terjadinya pertentangan dalil-dalil yang ada, seperti<br />

disebutkan di atas.<br />

Kedua, perbedaan ulama yang bermula dari adanya dalil-dalil<br />

yang saling bertentangan.<br />

Ketiga, yang dimaksud dengan kata tersebut (syubhat) adalah<br />

yang disebut dengan makruh, karena kata tersebut mengandung unsur<br />

"melakukan" dan "meninggalkan".<br />

Keempat, yang dimaksud dengan syubhat adalah yang mubah<br />

(yang diperbolehkan). Telah dinukil dari Ibnu Munir dalam Manaqib<br />

Syaikh Al Qabari, beliau berkata, "Makruh merupakan pembatas antara<br />

hamba dan hal-hal yang haram. Barangsiapa banyak melaksanakan<br />

perbuatan yang makruh, maka dia berjalan menuju yang haram.<br />

Sedangkan mubah adalah pembatas antara hamba dengan yang makruh.<br />

Barangsiapa yang banyak melakukan hal yang mubah, maka dia telah<br />

menuju kepada hal yang dimakruhkan."<br />

Pendapat ini dikuatkan oleh riwayat Ibnu Hibban dengan jalur<br />

yang disebutkan oleh Imam Muslim tanpa menyebutkan lafazhnya, dan<br />

dalam <strong>hadits</strong> tersebut terdapat tambahan, "Buatlah pemisah antara yang<br />

halal dengan yang haram. Yang melakukan hal tersebut, maka perilaku<br />

dan agamanya akan selamat. Orang yang menikmati hal tersebut seolaholah<br />

menikmati yang dilarang, ditakutkan akan jatuh ke dalam yang<br />

dilarang.'" Artinya bahwa hal mubah yang dikhawatirkan akan menjadi<br />

FATHUL BAARI — 233

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!