21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

demikian, kita dapat membedakan apakah niat shalat atau bukan, shalat<br />

fardhu atau sunnah, dhuhur atau ashar, diqashar (diringkas) atau tidak<br />

dan seterusnya. Namun demikian, apakah masih diperlukan penegasan<br />

jumlah rakaat shalat yang akan dikerjakan? Dalam hal ini memerlukan<br />

pembahasan yang panjang. Tapi pendapat yang paling kuat menyatakan<br />

tidak perlu lagi menjelaskan jumlah bilangan rakaatnya, seperti seorang<br />

musafir yang berniat melakukan shalat qashar, ia tidak perlu menegaskan<br />

bahwa jumlah rakaatnya adalah dua, karena hal itu sudah merupakan<br />

konsekuensi dari shalat qashar. wallahu a jam.<br />

^s'y ^ \sr 1<br />

dengan apa yang niatkan).<br />

i^Ij (dan balasan bagi setiap amal manusia sesuai<br />

Imam Al Qurthubi berkata, "Kalimat ini menguatkan bahwa suatu<br />

perbuatan harus disertai dengan niat dan keikhlasan yang mendalam."<br />

Sedangkan ulama lain berkata, "Kalimat ini membahas permasalahan<br />

yang berbeda dengan kalimat pertama (cjCtlu JLJsS'i CJV) karena kalimat<br />

pertama menjelaskan bahwa<br />

Adapun kalimat kedua<br />

suatu perbuatan harus disertai dengan niat.<br />

l<br />

—• iSj—^J^,^,})<br />

mempunyai arti bahwa<br />

seseorang tidak mendapatkan dari perbuatannya kecuali apa yang diniatkan.<br />

Ibnu Daqiq Al 'Id berkata, "Kalimat kedua memiliki arti bahwa<br />

barangsiapa yang berniat, maka akan mendapatkan pahala, baik niat itu<br />

dilaksanakan ataupun tidak sebab alasan syariat, dan setiap perbuatan<br />

yang tidak diniatkan tidak akan mendapatkan pahala." Maksud tidak<br />

diniatkan di sini adalah tidak ada niat baik secara khusus ataupun umum.<br />

Tapi jika seseorang hanya berniat secara umum, maka para ulama<br />

berbeda pendapat dalam masalah ini.<br />

Terkadang seseorang mendapat pahala dari perbuatannya tanpa<br />

disertai dengan niat sebelumnya, tapi ia mendapat pahala karena<br />

melakukan perbuatan yang lain, seperti orang yang melaksanakan shalat<br />

ketika masuk masjid, baik shalat fardhu atau sunnah rawatib, maka orang<br />

itu mendapat pahala mengerjakan shalat sunnah tahiyatul masjid, baik<br />

diniatkan atau tidak, karena yang dilakukannya termasuk dalam kategori<br />

penghormatan (tahiyat) terhadap masjid. Berbeda dengan mandi junub<br />

pada hari jum'at, ia tidak mendapat pahala mandi sunnah pada hari<br />

jum'at menurut pendapat yang kuat (rajih), karena mandi pada hari<br />

jum'at merupakan ibadah, bukan hanya membersihkan badan, sehingga<br />

memerlukan niat khusus. Permasalahan ini juga berbeda dengan shalat<br />

tahiyatul masjid. Wallahu a'lam.<br />

FATHUL BAARI — 21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!