21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ibnu Umar berkata, "Seorang hamba tidak akan mencapai ketakwaan<br />

yang hakiki hingga ia meninggalkan keraguan di dalam hatinya. " Dan<br />

Mujahid menafsirkan ayat, "Disyariatkan kepada kalian, " (Qs. Asy-<br />

Syuura (26): 13) bahwa maksudnya adalah "Kami telah mewasiatkan<br />

kepadamu wahai Muhammad dan kepadanya satu agama. "Ibnu Abbas<br />

mengatakan bahwa maksud dari "Aturan dan jalan yang terang, " (Qs. Al<br />

Maa'idah (5): 48) adalah jalan dan sunnah. "<br />

Iman menurut bahasa adalah tashdiig (mempercayai), sedangkan<br />

menurut istilah adalah mempercayai Rasulullah dan berita yang dibawanya<br />

dari Allah. Perbedaan pendapat di kalangan ulama adalah mengenai<br />

mengenai, apakah disyaratkan mengucapkan iman dengan lisan, atau<br />

harus diwujudkan dalam bentuk perbuatan seperti mengerjakan perintah<br />

dan meninggalkan larangan? Permasalahan ini akan kami jelaskan Insya<br />

Allah.<br />

Ungkapan "Iman adalah perkataan dan perbuatan, dapat bertambah<br />

dan berkurang" terdiri dari dua kalimat, yaitu; pertama iman<br />

adalah perkataan dan perbuatan, dan yang kedua iman adalah dapat bertambah<br />

dan berkurang. Yang dimaksud dengan "perkataan" adalah mengucapkan<br />

dua kalimat syahadat, sedangkan yang dimaksud dengan "perbuatan"<br />

adalah mencakup perbuatan hati (keyakinan) dan perbuatan<br />

anggota badan (ibadah). Dalam hal ini, ada perbedaan sudut pandang di<br />

antara para ulama, sehingga sebagian mereka memasukkan "perbuatan"<br />

dalam definisi "iman " dan sebagian yang lain tidak memasukkannya.<br />

Ulama terdahulu mengatakan bahwa iman adalah mempercayai dengan<br />

hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan.<br />

Menurut mereka, mengamalkan dengan anggota badan adalah merupakan<br />

syarat kesempurnaan iman, sehingga muncullah pernyataan bahwa iman<br />

dapat bertambah dan berkurang seperti yang akan dijelaskan kemudian.<br />

Golongan Murji'ah berpendapat, bahwa iman adalah mempercayai<br />

dengan hati dan mengucapkan dengan lisan. Sedangkan golongan<br />

Karramiyah mengatakan, bahwa iman cukup diucapkan dengan lisan<br />

saja. Adapun gologan Mu'tazilah berpendapat, bahwa iman adalah perbuatan,<br />

ucapan dan keyakinan. Letak perbedaan mereka dengan ulama<br />

terdahulu adalah karena mereka menjadikan amal (perbuatan) sebagai<br />

syarat sahnya iman, sedangkan para ulama terdahulu menjadikan "perbuatan"<br />

sebagai syarat kesempurnaan iman. Hal ini disebabkan perbedaan<br />

sudut pandang mereka berdasarkan hukum Allah SWT. Tetapi<br />

jika berdasarkan hukum manusia, maka iman hanya cukup dengan<br />

pengakuan saja. Oleh karena itu, barangsiapa yang sudah berikrar<br />

FATHUL BAARI — 77

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!