21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menyebutkan amalan-amalan fardhu lainnya, bahkan amalan-amalan<br />

yang sunnah.<br />

oiy_= J-li- (Shalat lima waktu). Dalam riwayat Ismail bin Ja'far<br />

disebutkan bahwa orang tersebut bertanya, "Kabarkan kepadaku tentang<br />

shalat yang diwajibkan Allah kepadaku?" Rasulullah SAW menjawab,<br />

"shalat yang lima." Dalam riwayat tersebut, kesesuaian antara pertanyaan<br />

dan jawaban terlihat sangat jelas. Dari konteks riwayat Malik dapat<br />

disimpulkan, bahwa shalat selain shalat yang lima tidak diwajibkan,<br />

berbeda dengan orang yang mewajibkan shalat Witir, dua rakaat Fajar,<br />

shalat Dhuha, shalat 'Id dan dua rakaat setelah Maghrib.<br />

fJ*Ja5 Ji VI V Jii 'Cb'jj- 'Ji ji (Apakah ada lagi selain itu? Rasulullah<br />

menjawab, "Tidak kecuali jika anda suka mengerjakan shalat sunah').<br />

Dari <strong>hadits</strong> ini, ada sebagian orang yang berpendapat bahwa jika<br />

seseorang mengerjakan hal-hal yang sunah maka ia wajib untuk<br />

menyempurnakannya, karena huruf illa (kecuali) dalam <strong>hadits</strong> tersebut<br />

berkaitan dengan kalimat sebelumnya.<br />

Al Qurthubi berkata, "Maksud dari kalimat tersebut adalah, bahwa<br />

tidak ada kewajiban lain kecuali jika anda suka mengerjakan shalat<br />

sunah. Menurut kaidah bahasa, jika huruf istitsna' (pengecualian)<br />

terdapat dalam konteks kalimat negatif, maka menunjukkan arti positif.<br />

Akan tetapi karena tidak ada seorang pun yang mengatakan bahwa<br />

amalan sunah adalah wajib dikerjakan, maka maksud dari <strong>hadits</strong> tersebut<br />

adalah bahwa jika seseorang telah berniat mengerjakan amalan sunah<br />

maka ia harus mengerjakannya."<br />

Pendapat ini dibantah oleh Ath-Thibi dan dianggap sebagai<br />

pendapat yang keliru, karena istitsna' (pengecualian) dalam kalimat ini<br />

bukan berasal dari jenis yang sama. Sebab dalam menyebutkan amalan<br />

sunnah, Rasulullah SAW tidak menggunakan kata "Alaika" yang<br />

mengandung arti wajib. Dari sini maka seakan-akan Rasulullah bersabda,<br />

"Tidak ada amalan lain yang wajib bagimu kecuali jika kamu ingin<br />

mengerjakan amalan sunah, maka itu merupakan tambahan pahala<br />

bagimu." Hal ini disebabkan karena tidak ada amalan sunnah yang<br />

merupakan kewajiban, maka tidak ada kewajiban lain selain yang telah<br />

disebutkan. Demikianlah pendapat Ath-Thibi.<br />

Sebenarnya, perbedaan pendapat tersebut disebabkan karena<br />

perbedaan ulama dalam menafsirkan huruf istitsna'<br />

(VI). Orang yang<br />

menganggap bahwa huruf tersebut bersifat muttashil atau berkaitan<br />

dengan kalimat sebelumnya, maka ia berpegang pada hukum asal, yaitu<br />

bahwa wajib untuk menyempurnakan amalan sunnah yang dikerjakannya.<br />

Sedangkan orang yang berpendapat bahwa huruf tersebut bersifat<br />

196 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!