21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

76. Ibnu Abbas RA bercerita, "Saya damng (ke Mina) mengendarai<br />

keledai betina -ketika itu saya hampir baligh- dan Rasulullah sedang<br />

shalat di Mina tanpa dinding di hadapannya. Saya lewat di muka shaf.<br />

Sedang keledai, saya lepaskan untuk makan rumput. Kemudian saya<br />

masuk ke dalam shaf, Rasulullah tidak menegur perbuatan saya itu"<br />

Keterangan Hadits:<br />

Bab ini menunjukkan bahwa baligh bukan menjadi syarat dalam<br />

tahammul (meriwayatkan) <strong>hadits</strong>. Tapi Al Karmani mengatakan,<br />

"Sesungguhnya makna "pembolehan" di sini adalah dibolehkannya<br />

menerima apa yang telah didengarkan oleh anak yang belum baligh."<br />

Menurut saya, penafsiran ini merupakan hasil pembolehan bukan<br />

pembolehan itu sendiri.<br />

Imam Bukhari dengan pernyataan di atas ingin menunjukkan<br />

adanya perbedaan antara Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma"in yang<br />

diriwayatkan Khatib dalam kitab Kifayah dari Abdullah bin Ahmad dan<br />

yang lainnya, bahwasanya Yahya mengatakan, "Tidak boleh kurang dari<br />

lima belas tahun bagi seseorang untuk meriwayatkan <strong>hadits</strong>. Hal itu<br />

berdasarkan sikap Nabi yang menolak Ibnu Umar untuk ikut dalam<br />

perang Uhud, karena umurnya belum mencapai lima belas tahun. "<br />

Ketika pendapat tersebut sampai kepada Imam Ahmad, dia<br />

berkata, "Namun (yang benar) hal tersebut diperbolehkan apabila dia<br />

sudah memahami apa yang dia dengar, berbeda dengan cerita Ibnu Umar<br />

yang minta izin untuk ikut perang."<br />

Kemudian Al Khatib menjelaskan tentang apa yang dihafal<br />

sejumlah sahabat dan orang-orang setelah mereka di masa kecil, lalu<br />

mereka menyampaikan <strong>hadits</strong> tersebut dan diterima. Inilah pendapat yang<br />

dapat dijadikan sandaran.<br />

Jika yang dimaksud dengan perkataan Ibnu Ma'in adalah batasan<br />

mulai diperbolehkannya seseorang untuk meriwayatkan <strong>hadits</strong>, maka<br />

pendapat itu dapat diterima. Tapi jika yang dia maksudkan adalah<br />

menolak <strong>hadits</strong> seseorang yang disepakati bahwa dia telah mendengar<br />

<strong>hadits</strong> tersebut pada masa kanak-kanak, maka pendapat tersebut tidak<br />

bisa diterima.<br />

Ibnu Abdil Barr meriwayatkan tentang kesepakatan diterimanya<br />

<strong>hadits</strong> tersebut. Dalam riwayat tersebut terdapat bukti bahwa yang<br />

FATHUL BAARI — 327

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!