21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

perhatian. Kemudian disusul dengan kalimat penggantinya, j »J*<br />

^J-J-J- (baik, buruk, manis dan pahit), dan ditambah lagi keterangan dalam<br />

riwayat terakhir dengan kalimat Jii J> (dari Allah).<br />

Maksud Al Qadar adalah Allah SWT memiliki pengetahuan<br />

tentang nasib sesuatu dan zamannya sebelum terjadi, kemudian dengan<br />

ilmu-Nya sesuatu itu diwujudkan. Oleh karena itu semua yang baru<br />

berasal dari ilmu-Nya, kekuasaan-Nya dan kehendak-Nya. Inilah yang<br />

telah diketahui secara umum dalam agama berdasarkan dalil-dalil yang<br />

qath'i (pasti). Pendapat tersebut diambil oleh para ulama salaf dari<br />

golongan sahabat dan tabiin yang terpilih hingga munculnya fitnah qadar<br />

pada akhir zaman para sahabat.<br />

Imam Muslim meriwayatkan cerita tentang kasus tersebut dari<br />

jalur Kahmas dari Abdul Buraidah dari Yahya bin Ya'mar, dia berkata,<br />

"Yang pertama kali berbicara tentang qadar di Bashrah adalah Ma'bad Al<br />

Juhani, kemudian pergilah aku bersama Humaid Al Humairi." Kemudian<br />

diceritakan bahwa mereka mendatangi Abdullah bin Umar dan<br />

menayakan tentang hal tersebut, lalu Ibnu Umar menjawab bahwa dia<br />

tidak terlibat dengan orang yang mengatakan demikian, dan Allah tidak<br />

akan menerima orang yang tidak benar-benar percaya terhadap qadar.<br />

Beberapa pengarang menceritakan, bahwa beberapa sekte dalam<br />

aliran Qadariyah mengingkari bahwa Allah mengetahui apa yang hendak<br />

dilakukan oleh hamba-Nya. Al Qurthubi dan lainnya berkata, "Aliran ini<br />

telah punah dan kami tidak pernah mengetahui seseorang dari golongan<br />

mutaakhirin yang dinisbatkan kepada aliran tersebut." Kemudian dia<br />

melanjutkan, "Aliran Qadariyah pada saat ini mengakui bahwa Allah<br />

mengetahui apa yang hendak dilakukan hamba-Nya sebelum terjadi,<br />

hanya saja pertentangan mereka dengan golongan salaf terjadi akibat<br />

klaim mereka yang mengatakan bahwa perbuatan seorang hamba<br />

ditentukan oleh diri mereka sendiri."<br />

Walaupun aliran ini sesat akan tetapi kadarnya lebih rendah dari<br />

aliran sebelumnya. Sedangkan golongan mutaakhirin, mereka<br />

mengingkari adanya kaitan antara perbuatan hamba dengan kehendak<br />

Ilahi sebagai efek dari pengingkaran mereka terhadap kaitan antara yang<br />

baru dengan yang gadiim (abadi). Mereka adalah kelompok yang<br />

dikatakan oleh Imam Syafi'i secara khusus, "Jika orang-orang Qadariyah<br />

menerima adanya ilmu Allah, maka mereka dapat dibantah." Maksudnya<br />

mereka bertanya kepada beliau, "Dapatkah terjadi ketidaksesuaian antara<br />

ilmu Allah dengan apa yang terjadi dalam wujud ini?" Jika jawabannya<br />

tidak, maka jawaban tersebut sesuai dengan Ahlu Sunnah. Sedangkan<br />

FATHUL BAARI — 215

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!