21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Hal ini adalah merupakan kesalahan dalam penulisan karena -<br />

dari segi maknanya- menimbulkan kesan bahwa iman hanya terbatas<br />

pada mencintai kaum Anshar saja, padahal sebenarnya tidak demikian.<br />

Ada yang berpendapat bahwa lafazh yang masyhur dari <strong>hadits</strong> ter-sebut<br />

juga mengindikasikan bahwa iman hanya terbatas pada mencintai kaum<br />

Anshar saja, demikian pula dengan <strong>hadits</strong> yang disebutkan oleh Imam<br />

Bukhari dalam bab "Fadha'ilul Anshar (keutamaan kaum Anshar)" dari<br />

Al Barra bin 'Azib yang berbunyi, "Tidak ada yang men-cintal golongan<br />

Anshar kecuali orang yang beriman."<br />

Mengenai <strong>hadits</strong> pertama, dapat dijawab bahwa tanda-tanda ('alamah)<br />

adalah seperti khashah (istilah dalam ilmu manthiq yang berarti ciri<br />

khusus) yang terdapat dalam beberapa benda dan tidak bisa diterapkan<br />

sebaliknya. Kita juga dapat menerima dakwaan adanya pembatasan<br />

tersebut, akan tetapi bukan secara hakiki melainkan hanya sebagai penekanan<br />

pada maknanya saja. Atau bisa jadi pembatasan itu bersifat hakiki,<br />

akan tetapi dikhususkan bagi orang yang membenci kaum Anshar karena<br />

mereka telah memberikan pertolongan kepada Rasulullah SAW. Sedangkan<br />

mengenai <strong>hadits</strong> kedua, dapat dijawab bahwa maksud dari <strong>hadits</strong> tersebut<br />

adalah mencintai kaum Anshar hanya terdapat dalam diri orang<br />

mukmin. Hal ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa orang yang tidak<br />

mencintai kaum Anshar tidak termasuk orang mukmin, akan tetapi,<br />

maksudnya adalah bahwa orang yang tidak beriman tidak akan mencintai<br />

mereka.<br />

Apabila ada sebuah pertanyaan, "Apakah orang yang membencinya<br />

termasuk dalam golongan munafik, meskipun ia telah berikrar dan<br />

percaya kepada Allah?" Maka jawabannya adalah bahwa berdasarkan<br />

zhahirnya kalimat tersebut memang mengandung pemahaman seperti itu.<br />

Akan tetapi maksud sebenarnya tidak demikian, karena kata "bughdhun<br />

(benci)" dalam <strong>hadits</strong> tersebut memiliki batasan, yaitu jika seseorang<br />

membenci mereka hanya karena mereka telah memberikan pertolongan<br />

kepada Rasulullah SAW, maka ia termasuk orang munafik. Penafsiran<br />

semacam ini sesuai dengan <strong>hadits</strong> yang dikeluarkan oleh Abu Naim dari<br />

Barra' bin 'Azib, "barang siapa yang mencintai kaum Anshar, maka aku<br />

akan mencintainya dengan sepenuh hati, dan barang siapa yang membenci<br />

kaum Anshar, maka aku akan membencinya dengan sepenuh hati"<br />

Tambahan seperti ini juga terdapat dalam bab "AJ Hub (cinta)" seperti<br />

yang telah disebutkan sebelumnya.<br />

Imam Muslim juga telah meriwayatkan dari Abu Sa'id secara<br />

marfu' (dinisbatkan kepada Rasul) dengan lafazh, "Tak ada seorang<br />

104 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!