21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

f' 0"<br />

ijUf<br />

(menjadi tebusan) Imam Ahmad menambahkan dengan kata<br />

"lahu" (baginya). Imam Bukhari dalam bab "masyi'ah (kehendak)" juga<br />

menambahkan kata lJ dan kata fj&j<br />

(pembersih dari dosa). An-Nawawi<br />

berkata, "Hadits ini dikhususkan dengan firman Ailah, "Sesungguhnya<br />

Allah tidak mengampuni orang yang menyekutukan-Nya" Oleh karena<br />

itu, orang murtad yang dibunuh dalam kondisi murtad, maka<br />

pembunuhan itu bukan merupakan kafarat baginya. Menurut saya,<br />

pendapat ini disebabkan karena kalimat, li—i ii—J> ^ (salah satu dari<br />

perjanjian itu) jelas-jelas mencakup seluruh yang disebutkan.<br />

Ada yang berpendapat bahwa yang disebutkan adalah selain<br />

perbuatan syirik, karena <strong>hadits</strong> tersebut ditujukan kepada kaum muslimin.<br />

Dengan demikian, syirik tidak perlu disebutkan di dalamnya. Hal ini<br />

diperkuat oleh <strong>hadits</strong> yang diriwayatkan oleh Muslim dari jalur Abu<br />

Asy'asy dari Ubadah, "dan barangsiapa yang melakukan perbuatan yang<br />

mengharuskan ia dihukumi dengan hukuman had''' karena hukuman yang<br />

dijatuhkan kepada orang yang berbuat syirik tidak dinamakan had. Akan<br />

tetapi pendapat tersebut dapat dibantah karena huruffa' dalam kalimat<br />

"fa man" berfungsi untuk menunjukkan arti "kemudian", disamping itu<br />

tidak menutup kemungkinan bahwa Nabi melarang kaum muslimin agar<br />

tidak berbuat syirik. Sedangkan istilah had hanyalah merupakan istilah<br />

modern saja. Maka pendapat yang benar adalah pendapat Imam Nawawi.<br />

Ath-Thibi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan syirik<br />

adalah syirik kecil, yaitu riya \ Hal ini diperkuat dengan disebutkannya<br />

kata "syai'an (sesuatu)" dalam bentuk nakirah {indefinite), sehingga<br />

maksudnya adalah syirik dalam bentuk apapun. Pendapat ini dibantah<br />

karena Allah jika menyebut kata "syirik", maka maksudnya adalah lawan<br />

dari tauhid {mengesakan Allah), sebagaimana disebutkan dalam banyak<br />

ayat maupun <strong>hadits</strong> dengan maksud seperti itu.<br />

Al Qadhi Iyadh berkata, "Sebagian besar ulama berpendapat<br />

bahwa hudud (hukuman-hukuman) adalah sebagai kafarah (tebusan<br />

dosa), dan mereka mengambil kesimpulan dari <strong>hadits</strong> ini. Akan tetapi,<br />

ada sebagian ulama tidak mengatakannya secara pasti bahwa hudud<br />

adalah sebagai kafarat. Hal ini didasarkan pada <strong>hadits</strong> Abu Hurairah<br />

bahwa Rasulullah bersabda, "Saya tidak mengetahui apakah hudud<br />

adalah sebagai kafarat bagi penderitanya atau tidak" Dalam hal ini,<br />

<strong>hadits</strong> Ubadah itu memiliki sanad yang lebih kuat dari pada <strong>hadits</strong> Abu<br />

Hurairah. Kedua <strong>hadits</strong> tersebut juga dapat disatukan sehingga tidak<br />

terjadi kontradiksi, yaitu bahwa <strong>hadits</strong> Abu Hurairah disampaikan oleh<br />

FATHUL BAARI —111

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!