21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

,,—SSJyi ; 'S i—L adalah apa yang terpendam di dalam hati. Ayat ini,<br />

meskipun disebutkan dalam konteks tentang (sumpah), akan tetapi<br />

penggunaannya sebagai dalil dalam masalah iman diperbolehkan karena<br />

ada kesamaan antara kedua kata tersebut yaitu bahwa keduanya (sumpah<br />

dan iman) sama-sama merupakan perbuatan hati. Dalam hal ini, Imam<br />

Bukhari terpengaruh dengan pendapat Zaid bin Aslam dalam<br />

menafsirkan firman Allah, —~i J> & rS^'y N dengan berkata,<br />

"Hal ini seperti perkataan seseorang, "jika aku berbuat seperti ini maka<br />

aku akan kafir. "Akan tetapi Allah tidak akan memberikan hukuman atas<br />

perkataannya itu kecuali jika telah diyakini oleh hatinya" Dari sini,<br />

maka jelaslah korelasi antara ayat dengan <strong>hadits</strong> tersebut. Hal ini<br />

mengandung bantahan kepada kelompok Karramiyah yang berpendapat<br />

bahwa iman hanyalah ucapan saja, dan juga merupakan dalil bahwa iman<br />

dapat bertambah dan berkurang, karena sabda Rasulullah, "Aku yang<br />

paling mengetahui Allah" menunjukkan bahwa pengetahuan manusia<br />

tentang Allah bertingkat-tingkat, dimana Rasulullah berada pada<br />

tingkatan yang paling atas. Pengetahuan tentang Allah mencakup<br />

pengetahuan tentang sifat dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Inilah<br />

yang dinamakan dengan iman yang sebenarnya.<br />

Pelajaran yang dapat diambil:<br />

Imam Al Haramain berkata, "Para ulama sepakat bahwa<br />

mengetahui Allah adalah merupakan suatu kewajiban. Akan tetapi<br />

mereka berbeda pendapat apakah itu kewajiban yang utama? Ada yang<br />

berpendapat bahwa kewajiban yang pertama adalah makrifah<br />

(mengetahui), tapi pendapat lain mengatakan, bahwa kewajiban yang<br />

pertama adalah mencari atau melihat." Al Muqtarih berkata, "Telah<br />

disepakati bahwa kewajiban yang pertama menurut maksudnya adalah<br />

makrifah dan kewajiban pertama kali yang harus dilakukan dari maksud<br />

tersebut adalah mencari."<br />

Dalam menukil ijma' (konsensus ulama), banyak yang harus<br />

diperhatikan. Karena dalam masalah ini banyak perbedaan pendapat,<br />

sampai-sampai ada golongan yang menukil pendapat yang bertolak<br />

belakang dalam masalah ijma'. Mereka berargumentasi dengan<br />

diterapkannya prinsip tersebut pada generasi pertama Islam ketika<br />

menerima orang yang ingin masuk Islam tanpa harus diuji, dan riwayat<br />

yang menjelaskan masalah ini banyak sekali. Jawaban kelompok<br />

pertama, bahwa golongan kafir mempertahankan dan berperang demi<br />

FATHUL BAARI — 121

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!