21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

oleh Hakim, dalam riwayat tersebut terdapat kalimat, "barangsiapa yang<br />

melaksanakan dosa kemudian mendapatkan balasan di dunia, maka<br />

Allah Maha Mulia dan Pemurah untuk menjatuhkan hukuman tersebut<br />

kedua kalinya di akhirat."<br />

Kemudian dalam riwayat Ath-Thabrani dengan rangkaian sanad<br />

yang hasan dari <strong>hadits</strong> Abu Hamimah Al Jahimi dan riwayat Ahmad dari<br />

<strong>hadits</strong> Khuzaimah bin Tsabit dengan sanad hasan, "Barangsiapa yang<br />

berbuat dosa dan diberi hukuman (di dunia), maka hukuman tersebut<br />

merupakan kafarah baginya." Kemudian dari Ath-Thabrani dari Ibnu<br />

Amru, "Seseorang yang diberi balasan atas dosanya berarti ia telah<br />

diberi oleh Allah kafarah terhadap dosa tersebut."<br />

1—(Maka ia akan dihukum). Ibnu Tin berkata, "Maksud<br />

hukuman di sini adalah hukuman potong tangan dalam kasus pencurian<br />

dan hukuman cambuk atau rajam (dilempari batu) dalam kasus zina.<br />

Sedangkan dalam kasus membunuh anak kecil tidak terdapat hukuman<br />

yang pasti, akan tetapi dapat dianalogikan dengan membunuh jiwa.<br />

Sebagaimana dalam riwayat Shanabahi dari Ubadah yang berkaitan<br />

dengan <strong>hadits</strong> ini, "Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan<br />

Allah kecuali dengan yang haq" akan tetapi hukuman dalam <strong>hadits</strong> "fa<br />

uuqiba bihi" bersifat umum dan tidak hanya terbatas pada hukuman had<br />

ataupun ta'zir. "Ini adalah pendapat Ibnu Tin.<br />

Diriwayatkan dari Al Qadhi Ismail dan yang lainnya bahwa<br />

membunuh seorang pembunuh adalah tindakan preventif bagi orang lain.<br />

Sedangkan di akhirat nanti, tuntutan dari orang yang terbunuh akan tetap<br />

ada, karena ia belum mendapatkan haknya. Dalam hal ini, saya<br />

berpendapat bahwa orang yang terbunuh telah mendapatkan haknya, lalu<br />

hak apalagi yang belum terpenuhi? Karena orang yang terbunuh secara<br />

zhalim, dosanya telah diampuni dengan pembunuhan tersebut.<br />

Sebagaimana yang terdapat dalam riwayat yang disahihkan oleh Ibnu<br />

Hibban dan yang lainnya, "Sesungguhnya pedang adalah penghapus<br />

kesalahan." Diriwayatkan oleh Thabrani dari Ibnu Mas'ud, dia berkata,<br />

"jika terjadi pembunuhan maka segala (dosanya) terhapus." Dalam<br />

riwayat Al Bazzar dari Aisyah disebutkan secara marfu', "seseorang<br />

yang terbunuh, maka akan dihapus dosanya. "Jika tidak karena terbunuh,<br />

maka dosanya itu tidak akan terhapus.<br />

Kemudian jika hukuman had diberikan kepada pembunuh hanya<br />

untuk tujuan preventif saja, lalu mengapa pengampunan kepada<br />

pembunuh juga disyariatkan? Apakah termasuk dalam hukuman tersebut<br />

116 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!