21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

lailatul qaa*ar. Kebetulan beliau bertemu dengan dua orang muslim yang<br />

saling berbantah, maka Nabi bersabda, "Saya keluar hendak<br />

mengabarkan tentang terjadinya lailatul qadar. Kebetulan saya melihat<br />

dua orang sedang berbantah-bantahan, maka aku jadi lupa. Mudahmudahan<br />

kelupaan tersebut berguna untuk anda sekalian. Carilah malam<br />

qadar itu di malam ketujuh, kesembilan dan kelima."<br />

Keterangan Hadits:<br />

jJ—UySi<br />

(Bertengkar). Ibnu Dihyah menyebutkan kedua orang<br />

tersebut adalah Abdullah bin Abi Hadrad dan Ka'ab bin Malik.<br />

^-iiy (Lupa). Maksudnya adalah lupa waktu, dari ingatan beliau.<br />

Sebabnya adalah apa yang dijelaskan oleh Muslim dari <strong>hadits</strong> Abu Sa'id<br />

dalam cerita ini. Dia berkata, "kemudian datanglah 2 orang yang saling<br />

menghancurkan, dan bersama dengan mereka adalah syetan sehingga<br />

aku lupa akan hal tersebut."<br />

Qadhi Iyadh berkata, "Dalam <strong>hadits</strong> ini terdapat dalil bahwa<br />

bertengkar merupakan perbuatan yang tercela. Dari <strong>hadits</strong> ini dipahami<br />

bahwa berkah dan kebaikan suatu tempat akan hilang jika didatangi<br />

syetan."<br />

Jika ada pertanyaan, "Bagaimana mungkin bertengkar untuk<br />

mendapatkan kebaikan masuk dalam kategori tercela?" Saya jawab,<br />

bahwa hal tersebut dapat diterima jika terjadi di masjid, karena masjid<br />

adalah tempat mengingat Allah bukan untuk senda gurau. Begitu pula<br />

pada waktu bulan Ramadhan, karena itu adalah waktu khusus untuk<br />

mengingat Allah. Kemudian dilarang meninggikan suara di hadapan<br />

Rasulullah berdasarkan firman Allah, ".. janganlah kamu meninggikan<br />

suaramu lebih dari suara Nabi dan janganlah kamu berkata kepadanya<br />

dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu<br />

terhadap sebagian yang lain supaya tidak hapus amalanmu sedangkan<br />

kamu tidak menyadarinya." (Qs. Al Hujuraat (49): 2)<br />

Dari sini jelaslah hubungan dan kesesuaian antara <strong>hadits</strong> ini<br />

dengan tema yang tidak dipahami oleh kebanyakan orang.<br />

Jika ada pertanyaan tentang firman Allah, "Sedangkan kamu<br />

tidak menyadari" menjelaskan bahwa amalan yang tidak memiliki niat<br />

atau maksud akan mendapatkan dosa. Jawabnya, "Maksud firman itu<br />

adalah kalian tidak menyadari hilangnya pahala amalan yang kalian<br />

perbuat, karena kalian berkeyakinan bahwa dosa yang ditimbulkannya<br />

sangat kecil. Seseorang dapat saja mengetahui dosa perbuatan tersebut,<br />

hanya saja dia tidak mengetahui besarnya dosa perbuatan itu.<br />

FATHUL BAARI — 205

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!