21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

in Namir dari Zuhri dan yang lain-lain, dimana dia mengatakan, "Saya<br />

diberitakan Mahmud bin Arrabi', ketika Nabi wafat dia baru berumur<br />

lima tahun." Maka dapat dipastikan dari riwayat ini, bahwasanya<br />

kejadian yang kita sebutkan terjadi pada akhir hayat Nabi.<br />

Ibnu Hibban dan yang lainnya menyebutkan, bahwa Mahmud bin<br />

Arrabi' meninggal pada tahun 99 setelah Hijrah pada saat umurnya<br />

mencapai 94 tahun, hal ini sesuai dengan riwayat di atas. Dalam kitab Al<br />

lima', Qadhi Iyadh dan yang lain-lain menyebutkan bahwa dalam<br />

sebagian riwayat dia baru berumur empat tahun. Tapi setelah melakukan<br />

penelitian, saya tidak menemukan pernyataan ini secara eksplisit dalam<br />

satu riwayat pun kecuali apabila pernyataan tersebut diambil dari<br />

perkataan sang pengarang kitab Al Isti db, dimana disebutkan bahwa dia<br />

ingat penyemburan itu terjadi pada saat dia berumur empat atau lima<br />

tahun.<br />

Sesungguhnya penyebab keraguannya ini adalah kibat perkataan<br />

Al Waqidi, dimana dia mengatakan bahwa Mahmud meninggal ketika<br />

berumur 93 tahun. Pendapat pertama lebih baik satu, karena sanadnya<br />

shahih.<br />

Apabila diperhatikan lebih jauh maka sesungguhnya Al Muhallab<br />

telah memberi sanggahan kepada Bukhari, karena beliau di sini tidak<br />

menyebutkan dan merujuk kepada <strong>hadits</strong> Ibnu Zubair yang berkenaan<br />

dengan apa yang dilihatnya dari ayahnya di Bani Quraizhah. Pada saat itu<br />

dia mendengar riwayat dan ayahnya, sedang umur dia. waktu itu berkisar<br />

antara 3 sampai 4 tahun. Oleh karena itu. dia lebih muda dari Mahmud.<br />

Akan tetapi, dalam kisah Mahmud tidak tcre.ipat penegasan<br />

bahwa dia pernah mendengarkan sesuatu. Sebab itulah, penyebutan<br />

<strong>hadits</strong> Ibnu Zubair sebenarnya lebih utama daripada kedua <strong>hadits</strong> yang<br />

diriwayatkan secara makna ini. Namun Ibnu Munir menjawab bahwa<br />

yang diinginkan oleh Al Bukhari adalah menyampaikan sunnah-sunnah<br />

Nabi, bukan keadaan atau peristiwa yang ada.<br />

Dalam menukil <strong>hadits</strong> bahwa Nabi menyemburkan air ke<br />

mukanya, terdapat faidah syar'i yang membuktikan bahwa Mahmud<br />

adalah salah seorang sahabat. Adapun dalam kisah Ibnu Zubair, tidak<br />

terdapat pesan sunnah Nabawiyah yang dapat memasukkan kisah tersebut<br />

ke dalam bah ini. "Menurut saya, "pemilik rumah'lebih mengetahui isi<br />

rumahnya. "Inilah jawaban Musaddad.<br />

Al Badr Az-Zarkasyi lupa ketika dia mengatakan, bahwa Al<br />

Muhallab membutuhkan bukti untuk menyatakan bahwa kisah Ibnu<br />

Zubair adalah benar-benar shahih menurut syarat Imam Bukhari.<br />

Bukhari telah meriwayatkan kisah Ibnu Zubair tersebut pada<br />

pembahasan "Perangai Zubair" dalam kitab Shahih, dengan demikian kita<br />

330 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!