21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

karena itu, kata tersebut lebih tepat untuk menunjukkan arti "kehidupan"<br />

daripada kata haya' yang berarti memalukan.<br />

(benih) Abu Hanifah Ad-Dainuri berpendapat bahwa kata ^<br />

dengan kasrah<br />

merupakan bentuk jamak dari kata C- yang berarti benih<br />

tumbuh-mmbuhan. Sedangkan Abu Al Ma'ali dalam kitabnya Al<br />

Muntaha berpendapat bahwa "hibbah " adalah benih tumbuh-tumbuhan<br />

padang pasir yang bukan merupakan makanan pokok.<br />

Yang dimaksud dengan Wuhaib adalah Ibnu Khalid. Sedangkan<br />

Amru adalah Ibnu Yahya Al Mazini yang disebutkan di atas.<br />

i\—iJi (sungai kehidupan), riwayat Wuhaib ini sama dengan<br />

riwayat Malik dari Amru bin Yahya dengan sanadnya. Akan tetapi ia<br />

menyebutkan lafazh, "Dalam sungai hayah" dengan yakin tanpa keraguraguan.<br />

Imam Muslim meriwayatkan <strong>hadits</strong> ini dari Malik dengan ragu,<br />

tetapi hal ini dijelaskan oleh riwayat Wuhaib tersebut.<br />

J—'j—* Ji'J* Jiij (Wuhaib berkata, "kebaikan sebesar biji sawi)<br />

' -'<br />

kalimat ini berdasarkan riwayat Wuhaib, 'j> Jj^ 'j* Jui.." Hal<br />

tersebut menunjukkan<br />

bahwa dia berbeda pendapat dengan Malik dalam<br />

lafazh ini. Imam Bukhari memaparkan <strong>hadits</strong> Wuhaib ini dalam kitab Ar-<br />

Riqaaq dari Musa bin Ismail dari Wuhaib dengan teks yang lebih lengkap<br />

daripada yang diriwayatkan oleh Malik, tapi lafazhnya adalah, j*<br />

'j*<br />

j'.—h<br />

seperti yang dikomentari oleh Imam Bukhari dan jelaslah bahwa<br />

teks yang dimaksud tersebut bukan milik Musa. Imam Muslim juga<br />

meriwayatkannya dari Abu Bakar, hanya saja dia tidak menyebutkan<br />

lafazhnya. Kesesuaian antara <strong>hadits</strong> dengan tema telah tampak dengan<br />

jelas. Pemaparannya di sini dimaksudkan sebagai bantahan terhadap<br />

kelompok Murji'ah, karena di dalamnya disebutkan bahaya kemaksiatan<br />

bagi keimanan yang ada dalam diri manusia. Disamping itu juga<br />

merupakan bantahan terhadap Mu'tazilah yang berpendapat bahwa orang<br />

yang berbuat maksiat akan kekal dalam neraka.<br />

iji ul7 *X*j AIu ADi AUi J y* j Jii Jjij t_gjlbJi ^jt<br />

r ~ --<br />

, R 0 [I < I ^ I ' L ^ ° J _ 0<br />

* I " * I " • J' ' » > Z, J O'<br />

J<br />

i '<br />

FATHUL BAARI — 127

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!