21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

menghadap ke Ka 'bah adalah shalat ashar yang dilakukannya secara<br />

berjamaah. Kemudian salah seorang yang mengikuti Nabi keluar dan<br />

pergi melewati sebuah masjid pada saat jamaahnya sedang ruku'<br />

menghadap Baitul Magdis. Lantas orang itu berkata, "Demi Allah, baru<br />

saja saya shalat bersama Rasulullah menghadap ke Baitullah di Makkah.<br />

Maka dengan segera mereka merubah kiblat menghadap ke Baitullah.<br />

Orang Yahudi mulanya sangat bangga ketika Nabi dan para pengikutnya<br />

shalat menghadap Baitul Maqdis dan begitu pula Ahli kitab. Tetapi<br />

setelah umat Islam berubah ke Baitullah mereka mencela perubahan<br />

itu." Selanjutnya Barra' menyebutkan dalam <strong>hadits</strong> ini, "Banyak orang<br />

yang telah meninggal di masa kiblat masih ke Baitul Magdis dan banyak<br />

juga yang terbunuh setelah kiblat menghadap ke Baitullah. Kami tidak<br />

mengerti bagaimana hukumnya shalat itu. " Lalu turunlah ayat, "Allah<br />

tidak akan menyia-nyiakan imanmu. "(Qs. Al Baqarah (2): 143)<br />

Keterangan Hadits:<br />

Ji^-f jii ji (atau paman-pamannya)<br />

Keragu-raguan ini berasal dari Abu Ishaq. Sebutan paman dan<br />

kakek-kakeknya adalah merupakan majaz (kiasan) karena kaum Anshar<br />

adalah saudara Rasulullah dari garis keturunan sang ibu, dimana ibu<br />

kakeknya Abdul Muthalib yang bernama Salma binti Amru adalah salah<br />

seorang dari Bani 'Adi bin Najjar yang berasal dari Anshar. Nabi SAW<br />

tinggal di Madinah di tempat para saudaranya bani Malik bin Najjar.<br />

ke arah Baitul Maqdis.<br />

JJ (menghadap Baitul Maqdis) Maksudnya, menghadap<br />

\'J^ 'JsS j' i^p *L- (16 atau 17 bulan)<br />

Keragu-raguan ini terdapat dalam riwayat Zuhair dalam bab ini<br />

dan juga dalam bab "Shalat", dari Abu Nu'aim dari Zuhair, dan juga<br />

dalam riwayat Ats-Tsauri serta riwayat Israil yang diriwayatkan oleh<br />

Imam Bukhari dan Tirmidzi. Hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Abu<br />

Awanah dalam Shahihnya dari Ammar bin Raja' dan perawi-perawi<br />

lainnya dari Abu Nu'aim dengan lafazh, "sittata 'asyara (enam belas)"<br />

tanpa ada keraguan. Demikian pula yang terdapat dalam riwayat Muslim<br />

dari Abu Ahwash, An-Nasa'i dari riwayat Zakaria bin Abu Zaidah,<br />

riwayat Abu Awanah dari Ammar bin Zuraiq dari Abu Ishaq, dan juga<br />

riwayat Ahmad dengan sanad yang shahih dari Ibnu Abbas. Sedangkan<br />

dalam riwayat Bazzar dan Thabrani dari Amru bin Auf dengan lafazh<br />

172 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!