21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

entuk (kerjakan). berarti J>^i -seperti jliil'i berarti - yaitu<br />

yang memisahkan antara yang benar dan yang salah atau berarti yang<br />

memisahkan, menerangkan atau yang menjelaskan. Demikian yang<br />

diriwayatkan oleh Ath-Thibi. Al Khaththabi mengatakan, ,\-J^ j_UiJi<br />

(pembeda yang jelas), dan ada yang mengatakan •iCkii.<br />

»J 'J>J (Kami mengabarkan). Ibnu Abi Jamrah mengatakan, bahwa<br />

ungkapan tersebut mengandung dalil untuk menyatakan udzur jika tidak<br />

mampu melaksanakan yang hak, baik wajib maupun sunah. Atau<br />

mengandung anjuran untuk menanyakan terlebih dahulu persoalan yang<br />

lebih penting, dan setiap perbuatan yang baik akan masuk surga jika<br />

diterima. Diterima atau tidaknya amal perbuatan tergantung rahmat<br />

Allah.<br />

pji—; jU^ii (Kemudian memerintahkan mereka akan empat) Yang<br />

dimaksud adalah empat perkara berdasarkan ucapan mereka, "Kami<br />

diperintahkan dengan sejumlah perintah" Ucapan tersebut adalah<br />

riwayat Qurrah dalam kitab Al Maghazi.<br />

Al Qurthubi berkata, "Ada yang mengatakan bahwa yang pertama<br />

dari keempat perkara tersebut adalah menegakkan Shalat. Adapun<br />

disebutkannya dua kalimat syahadat, adalah untuk tabarru' (mencari<br />

berkah) berdasarkan firman Allah, "Ketahuilah apapun yang kamu<br />

peroleh sebagai rampasan perang maka ketahuilah bahwa 1/5 nya<br />

adalah milik Allah" (Qs. Al Anfaal (8) : 41)<br />

Ath-Thibi bersandar kepada pendapat mi dan berkata,<br />

"Merupakan kebiasaan kaum sastrawan jika menisbatkan suatu tertentu,<br />

maka mereka menjadikan teksnya khusus bagi sesuatu itu dan membuang<br />

yang lainnya. Untuk itu di sini bukanlah bertujuan untuk menyebutkan<br />

dua kalimat syahadat, karena mereka telah beriman dan berikrar dengan<br />

kelimat syahadah. Tetapi ada kemungkinan mereka menyangka bahwa<br />

iman hanya sebatas itu, seperti yang terjadi pada masa awal Islam. Oleh<br />

karena itu, dua kalimat syadahat tidak dimasukkan dalam perintah."<br />

Ada yang berpendapat, bahwa disebutkannya huruf athaf<br />

(sambung) tidak dapat membantah hal tersebut, karena yang dibutuhkan<br />

adalah makna bukan lafazhnya.<br />

Al Qadhi Abu bakar Ibnu Arabi berkata, "Jika tidak ada huruf<br />

athaf, maka kami menduga penyebutan kedua kalimat syahadat tersebut<br />

berfungsi untuk menunjukkan awal kalimat. Akan tetapi sabda beliau -'iij<br />

IH—UJi (Dan menegakkan shalat), dapat dibaca kasrah yang diathafkan<br />

244 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!