21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

perbuatan syirik adalah kemaksiatan yang paling besar.<br />

Maksud dari pernyataan bahwa perbuatan maksiat termasuk<br />

kekufuran, adalah kufur nikmat bukan kufur yang berarti keluar dari<br />

agama, berbeda dengan pendapat golongan Khawarij yang mengkafirkan<br />

orang yang berbuat dosa selain syirik. Dalam hal ini, nash Al Qur'an<br />

yang berbunyi, "Dan Dia mengampuni selain ilu sesuai kehendak-Nya"<br />

dapat dijadikan dalil untuk membantah pendapat mereka.<br />

Ayat tersebut mengindikasikan, bahwa dosa selain syirik masih<br />

mendapat ampunan dari Allah. Sedang yang dimaksud dengan syirik<br />

dalam ayat ini adalah kufur, karena orang yang menentang kenabian<br />

Muhammad adalah kafir walaupun tidak menyekutukan Allah. Menurut<br />

kesepakatan ulama, orang seperti ini tidak mendapat ampunan.<br />

Kata syirik terkadang menunjukkan arti yang lebih khusus<br />

daripada kekufuran seperti dalam firman Allah, J*f 'j? o*-^ c& r 1<br />

.'JS'J ^JLH j ^lifji "Orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang<br />

musyrik (mengatakan bahwa mereka) tidak akan... "(Qs. Al Bayyinah<br />

(98): 1)<br />

Ibnu Baththal mengatakan, bahwa maksud Imam Bukhari adalah<br />

untuk menyangkal pendapat yang menyatakan, bahwa dosa selain syirik<br />

adalah kufur seperti pendapat golongan Khawarij, dan orang yang<br />

meninggal dalam keadaan demikian, maka ia akan kekal dalam neraka.<br />

Selanjutnya ayat Al Qur'an juga menolak pendapat mereka, karena<br />

maksud ayat "Dan Dia (Allah) akan mengampuni dosa selainnya (syirik)<br />

bagi orang yang dikehendakr adalah bagi orang yang meninggal dunia<br />

sedang ia mempunyai dosa selain syirik.<br />

Al Karmani mengatakan, bahwa mengambil dalil dari perkataan<br />

Abu Dzarr (engkau memaki dia dengan mencela ibunya) masih harus<br />

diteliti kembali, karena ia'bir (ungkapan) dalam <strong>hadits</strong> tersebut bukan<br />

dosa besar dan juga mereka tidak menganggap kafir orang yang<br />

melakukan dosa kecil. Untuk itu saya katakan, bahwa zhahir ayat<br />

tersebut merupakan dalil untuk menolak pendapat mereka, dan cukup<br />

bagi saya pendapat ibnu Baththal. Adapun kisah Abu Dzarr, merupakan<br />

dalil yang menyatakan bahwa orang yang masih mempunyai sifat<br />

jahiliyah selain syirik, mereka tidak keluar dari iman meskipun sifat itu<br />

tergolong dosa besar atau pun dosa kecil.<br />

Imam Bukhari juga berargumentasi, bahwa seorang mukmin yang<br />

melakukan perbuatan maksiat tidak dikafirkan, karena Allah tetap<br />

menyebutnya sebagai orang mukmin dalam firman-Nya, "Dan jika ada<br />

FATHUL BAARI — 153

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!