21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

malam atau bersifat umum yang menyangkut seluruh amalan syariah."<br />

Dalam hal ini saya berpendapat, bahwa latar belakang keluarnya <strong>hadits</strong><br />

tersebut bersifat khusus dalam masalah shalat, akan tetapi lafazhnya<br />

bersifat<br />

l<br />

aam (umum), dan inilah pendapat yang kuat. Dalam <strong>hadits</strong> ini<br />

Rasulullah SAW menggunakan kata "Alaikum" (atas kamu sekalian),<br />

padahal lawan bicaranya adalah kaum wanita. Hal ini dimaksudkan untuk<br />

menunjukkan bahwa hukum tersebut bersifat umum, baik bagi kaum lakilaki<br />

maupun wanita.<br />

i—U i y' (Demi Allah). Kalimat ini menunjukkan bahwa bersumpah<br />

tanpa diminta adalah dibolehkan, bahkan menjadi sunah jika dilakukan<br />

dalam rangka menegaskan atau memberikan dorongan kepada seseorang<br />

untuk melakukan suatu perintah agama dan menjauhkan diri dari<br />

larangan.<br />

—Llf ^—^ *i> JII N (Dia tidak bosan untuk memberikan pahala,<br />

hingga kamu sendiri yang malas berbuat amal). Maksud dari kata malai<br />

(bosan) adalah merasa berat atau enggan untuk melakukan suatu<br />

perbuatan setelah sebelumnya menyukai perbuatan tersebut. Sifat ini -<br />

menurut kesepakatan ulama- adalah mustahil terdapat dalam dzat Allah<br />

SWT. Al Ismaili dan para ulama berpendapat bahwa penggunaan lafazh<br />

tersebut dalam arti yang berbeda adalah sebagai bentuk majaz (kiasan),<br />

seperti halnya firman Allah SWT, "Dan balasan suatu kejahatan adalah<br />

kejahatan yang serupa. " (Qs. Asy-Syuuraa (42): 40)<br />

Al Qurthubi berkata, "Ungkapan tersebut merupakan majaz<br />

karena Allah memutuskan pahala bagi orang yang bosan beribadah, maka<br />

Allah pun mengungkapkannya dengan kata malai (bosan), dan hal ini<br />

termasuk dalam kategori menamakan sesuatu dengan sebabnya."<br />

Al Harawi berkata, "Maksudnya adalah, Allah tidak akan<br />

menghentikan karunia-Nya kepadamu, kecuali jika kalian merasa bosan<br />

untuk memintanya atau tidak menginginkannya."<br />

Yang lain berkata, "Kewajiban kalian untuk mentaati-Nya tidak<br />

akan terputus sampai habis kekuatan kalian." Hal tersebut berdasarkan<br />

bahwa kata "hatta " dalam <strong>hadits</strong> tersebut bermakna akhir dari tujuan.<br />

Akan tetapi sebagian dari mereka berusaha untuk menakwilkannya.<br />

Mereka berkata, "Allah tidak bosan walaupun kalian bosan" dan<br />

ungkapan seperti ini telah dipakai dalam percakapan orang Arab. Mereka<br />

berkata, "Saya tidak akan mengerjakan pekerjaan ini sampai burung<br />

gagak beruban."<br />

Al Mazari berkata, "Ada pendapat yang mengatakan bahwa kata<br />

"hatta" disini berarti "waw", oleh karena itu arti dari kalimat tersebut<br />

menjadi "Laa Yamullu wa Tamullun" (Dia (Allah) tidak jemu dan kalian<br />

FATHUL BAARI — 185

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!