21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Setelah itu hijrah tidak dikhususkan lagi, melainkan mempunyai makna<br />

umum, yaitu berpindah dari negeri kafir bagi siapa yang memiliki<br />

kemampuan.<br />

dekat, dinamakan demikian karena dunia lebih dahulu daripada akhirat,<br />

atau karena dunia sangat dekat dengan kehancuran atau kebinasaan.<br />

Namun dalam hal ini ada perbedaan pendapat mengenai hakikat dunia.<br />

Sebagian orang mengatakan, bahwa hakikat dunia adalah apa yang ada di<br />

atas bumi berupa udara dan angkasa, dan sebagian lain mengatakan,<br />

bahwa dunia adalah setiap makhluk yang diciptakan, tapi pendapat yang<br />

lebih kuat adalah semua apa yang ada di atas bumi berupa udara dan<br />

angkasa sebelum datang hari kiamat. Adapun bila disebutkan salah satu<br />

bagian dari dunia tanpa disebutkan secara keseluruhan adalah termasuk<br />

bentuk majaz (kiasan).<br />

141^' (mengharapkan) atau mendapatkannya.<br />

't-* 1 J' ( a * au perempuan)<br />

Disebutkannya kata perempuan secara khusus setelah kata umum<br />

(dunia) adalah untuk menekankan bahwa bahaya dan fitnah yang ditimbulkan<br />

oleh perempuan sangat besar. Sebagaimana telah disinggung<br />

pada pembahasan sebelumnya, bahwa sebab munculnya <strong>hadits</strong> ini adalah<br />

cerita seorang muslim yang ikut berhijrah dengan maksud ingin mengawini<br />

seorang perempuan sehingga ia disebut Muhajir Ummu Qais. Ibnu<br />

Dihyah meriwayatkan, bahwa nama perempuan itu adalah Qailah.<br />

Ibnu Baththal meriwayatkan dari Ibnu Siraj tentang manfaat<br />

disebutkannya kata mar 'ah (perempuan) secara khusus dalam <strong>hadits</strong> ini.<br />

Hal itu disebabkan kebiasaan orang Arab yang tidak mau mengawinkan<br />

anak perempuan mereka dengan hamba sahaya, karena mereka sangat<br />

menjaga kehormatan keturunannya. Ketika Islam datang membawa<br />

ajaran yang tidak membedakan kedudukan kaum muslimin dalam<br />

masalah pernikahan, maka banyak bangsa Arab yang pergi ke Madinah<br />

untuk menikahi perempuan tersebut, dimana sebelum itu mereka tidak<br />

dapat melakukannya. Tetapi dalam hal ini masih dibutuhkan riwayat<br />

yang kuat untuk menyatakan bahwa orang laki-laki yang ikut berhijrah<br />

itu adalah seorang hamba sahaya sedangkan perempuan tersebut adalah<br />

orang Arab yang terhormat. Karena banyak orang Arab sebelum<br />

FATHUL BAARI — 27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!