21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sa'ad bertanya kepada Rasulullah tentang Ja'il, karena berdasarkan<br />

pengetahuannya Ja'il lebih berhak untuk menerima hadiah tersebut.<br />

Maka, Sa'ad pun berulang kali menanyakan hal itu kepada Rasulullah.<br />

Kemudian Rasulullah memberitahukan kepada Sa'ad tentang dua<br />

perkara, Pertama adalah hikmah Rasulullah memberikan hadiah kepada<br />

kelompok tersebut dan tidak memberikannya kepada Ja'il, padahal ia<br />

lebih disukai oleh Nabi daripada mereka. Sebab jika Rasulullah tidak<br />

memberikan hadiah kepada mereka, maka dikhawatirkan mereka akan<br />

murtad sehingga menjadi penghuni neraka. Kedua, Rasulullah menasihati<br />

Sa'ad agar tidak memuji seseorang dengan menilai batinnya.<br />

Dengan demikian, kita mengetahui manfaat jawaban Rasulullah<br />

kepada Sa'ad yang lebih merupakan musyawarah (meminta pertimbangan)<br />

atau pemberian maaf kepadanya. Jika ada pertanyaan, "Mengapa<br />

kesaksian Sa'ad atas keimanan Ja'il tidak diterima, tetapi jika ia bersaksi<br />

dengan keadilan Ja'il pasti diterima. Padahal, keadilan itu dapat<br />

menunjukkan keimanan seseorang?" Jawabnya adalah bahwa perkataan<br />

Sa'ad itu tidak termasuk syahadah (kesaksian) tetapi hanya merupakan<br />

pujian kepada Ja'il dan sebagai permohonan Sa'ad agar Rasulullah<br />

memberikan hadiah kepada Ja'il, meskipun Saad menggunakan kata<br />

syahadah, akan tetapi memberikan suatu anjuran untuk melakukan hal<br />

yang lebih baik tidak berarti menolak kesaksiannya. Bahkan bila dilihat<br />

dari konteksnya, Rasulullah menerima perkataan Sa'ad dengan bukti<br />

bahwa beliau memberi maaf kepada Sa'ad. Kami telah meriwayatkan<br />

dalam Musnad Muhammad bin Harun Ar-Rayani dengan sanad yang<br />

shahih dari Abu Salim Al Jaisyani dari Abu Dzarr, bahwa Rasulullah<br />

bertanya kepadanya, "Bagaimana pendapatmu tentang Ja'il?" Aku<br />

menjawab, "Seperti muhajirin lainnya." Kemudian Rasulullah bertanya,<br />

"Bagaimana pendapatmu tentang si fulan?" Aku pun menjawab, "Dia<br />

adalah pemimpin suatu kaum." Kemudian Rasulullah bersabda, "Jika<br />

demikian, maka Ja'il lebih baik dari si fulan." Lalu aku bertanya<br />

kepadanya, "Jika demikian, mengapa engkau memperlakukan si fulan<br />

seperti itu?" Rasulullah menjawab, "Ia adalah pemimpin sukunya, dan<br />

dengan perbuatanku itu aku dapat menarik hati kaumnya."<br />

Demikianlah kedudukan Ja'il sebagaimana dijelaskan oleh <strong>hadits</strong><br />

tersebut, maka jelaslah hikmah tindakan Rasulullah yang tidak<br />

memberikan hadiah kepada Ja'il dan memberikan kepada yang lain.<br />

Hikmah tersebut adalah untuk menarik hati mereka sebagaimana yang<br />

telah disebutkan di atas.<br />

144 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!