21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

9. Dari Abi Hurairah RA, Nabi SAW bersabda," Iman mempunyai lebih<br />

dari enam puluh cabang. Adapun malu adalah salah satu cabang dari<br />

iman. "<br />

Keterangan Hadits:<br />

Menurut Al Qazzaz<br />

berarti bilangan antara tiga sampai<br />

sembilan. Menurut Ibnu Saidah berarti bilangan dari tiga sampai sepuluh.<br />

Sedangkan pendapat yang lain mengartikan, angka antara satu sampai<br />

sembilan, atau dua sampai sepuluh, atau juga empat sampai sembilan.<br />

Menurut Al Khalil berati tujuh, tetapi pendapat Al Qazzaz banyak<br />

disepakati oleh para ahli tafsir berdasarkan firman Allah ^ ^J^lJi J ^-Jj<br />

'J~r "karena itu tetaplah dia (yusuj) dalam penjara selama beberapa<br />

tahun ", sebagaimana diriwayatkan At-Tirmidzi dengan sanad shahih,<br />

"Sesugguhnya kaum Quraisy pernah mengucapkan kata tersebut kepada<br />

Abu Bakar." dan juga riwayat dari Ath-Thabari dengan sanad marfit'.<br />

JJL (enam puluh)<br />

Tidak terjadi perbedaan kata<br />

^J.—~ pada sanad dari Abu Amir<br />

syaikh Imam Bukhari. Lain halnya dengan <strong>hadits</strong> yang diriwayatkan oleh<br />

Abu Awanah melalui sanad Bisyr bin Amru dari Sulaiman bin Bilal,<br />

yaitu —ji jt l *(~Y*i (enam puluh atau tujuh puluh). Demikian<br />

pula terjadi keraguan dalam riwayat Imam Muslim dari jalur sanad Suhail<br />

bin Abi Shalih dari Abdullah bin Dinar. Adapun <strong>hadits</strong> riwayat Ashhab<br />

sunan Ats-Tsalats dari jalur Suhail menyebutkan, j tanpa ada<br />

keraguan. Abu Awanah dalam salah satu riwayatnya menyebutkan<br />

OJLJ (enam puluh enam) atau<br />

(tujuh puluh tujuh).<br />

Imam Baihaqi lebih menguatkan riwayat Bukhari, karena<br />

menurutnya Sulaiman bin Bilal tidak ragu dalam mengucapkan angka<br />

tersebut, pendapat ini masih dapat dikritik mengingat Bisyr bin Amru<br />

dalam riwayatnya sempat mengalami keraguan, namun kemudian beliau<br />

meyakinkan kembali angka tersebut. Sedang riwayat Tirmidzi yang<br />

menyebutkan angka enam puluh empat adalah riwayat yang cacat, tapi<br />

sebenarnya riwayat ini tidak bertentangan dengan riwayat Bukhari.<br />

Adapun upaya untuk menguatkan pendapat yang menyatakan "tujuh<br />

puluh," sebagaimana disebutkan Hulaimi dan Iyad adalah berdasarkan<br />

86 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!