21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Kemudian datanglah seorang pria, maksudnya malaikat dalam<br />

wujud manusia. Imam Bukhari dalam kitab tafsir menyebutkan, bahwa<br />

orang tersebut datang dengan berjalan. Sedangkan dalam riwayat Abu<br />

Farwah lafazhnya adalah, "Kami sedang duduk bersama beliau ketika<br />

datang seorang pria yang tampan, wangi badannya, dan pakaiannya tidak<br />

tersentuh debu."<br />

Dalam riwayat Muslim dari jalur Kahmas tentang <strong>hadits</strong> Umar,<br />

"Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah, datanglah seorang pria<br />

yang putih kulitnya dan hitam rambutnya."<br />

Dalam riwayat Ibnu Hibban disebutkan, "Sangat hitam<br />

janggutnya, tidak ada bekas perjalanan dan tidak seorang pun mengetahui<br />

siapa dirinya. Kemudian dia duduk di hadapan Rasul dengan<br />

mempertemukan lututnya dengan lutut Rasul dan meletakkan tangannya<br />

di atas paha Rasulullah."<br />

Dalam riwayat Sulaiman At-Taimi, "Tidak tampak pada dirinya<br />

bekas perjalanan dan dia meletakkan tangannya di atas paha Rasulullah."<br />

Dari riwayat ini dapat disimpulkan, bahwa Dhamir (kata ganti)<br />

dalam kalimat "Fakhidzaihi" kembali kepada Rasul. Pendapat ini juga<br />

dibenarkan oleh Al Baghawi dan Ibrahim At-Taimi, dan dikuatkan oleh<br />

Ath-Thibi dengan mengomentari bahwa riwayat tersebut berlawanan<br />

dengan apa yang disetujui oleh An-Nawawi. At-Turbusyti juga<br />

sependapat karena dia menafsirkannya dengan, "Dia duduk dalam posisi<br />

seorang murid di hadapan guru."<br />

Walaupun secara eksplisit posisi duduknya dipahami seperti<br />

seorang murid, akan tetapi perbuatan meletakkan tangan di paha<br />

Rasulullah bertujuan untuk menarik perhatian agar orang-orang<br />

mendengarkannya. Disamping itu <strong>hadits</strong> ini juga mengindikasikan agar<br />

seorang yang ditanya tentang suatu permasalahan bersikap rendah diri<br />

dan simpatik terhadap penanya.<br />

Secara implisit apa yang dilakukan olehnya (Jibril) bertujuan<br />

untuk menyembunyikan jati diri dan memperkuat citra bahwa dirinya<br />

berasal dari Arab Badui, hingga dapat menerobos orang-orang ke<br />

hadapan Rasulullah. Oleh karena itu para sahabat merasa asing dengan<br />

prilakunya, dia bukan penduduk daerah setempat tiba-tiba muncul tanpa<br />

meninggalkan bekas telapak kaki.<br />

Jika ada pertanyaan, "Bagaimana Umar mengetahui bahwa dia<br />

bukan salah satu dari mereka?" Jawabnya adalah kemungkinan Umar<br />

mengetahui hal tersebut dari dugaannya atau berdasarkan pendapat orang<br />

yang hadir dalam majelis itu. Menurut saya kemungkinan kedua lebih<br />

kuat karena hal yang serupa ditemukan pada riwayat Ustman bin Ghiyats,<br />

210 — FATHUL BAARI

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!