21.11.2014 Views

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

fathul-baari-1-syarah-hadits-bukhari

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Keterangan Hadits:<br />

Umar berkata, "Daiamilah ilmu agama sebelum kalian menjadi<br />

pemimpin. " Al Kasyinihani menambahkan dalam riwayatnya, "Dan<br />

selelah kalian menjadi pemimpin." Sedangkan perkataan Umar<br />

dikeluarkan oleh Ibnu Abi Syaibah dari jalur Muhammad bin Sirin dari<br />

Al Ahnaf bin Qais bahwa Umar berkata (seperti disebutkan di atas).<br />

Sanad <strong>hadits</strong> tersebut adalah shahih.<br />

Maksud Imam Bukhari menambahkan "dan setelah kalian<br />

menjadi pemimpin" adalah agar tidak menimbulkan kesan bahwa<br />

seseorang dibolehkan untuk tidak mendalami agama jika telah<br />

memperoleh kekuasaan, karena maksud dari perkataan Umar adalah<br />

bahwa kekuasaan sering menjadi penghalang seseorang untuk mendalami<br />

agama. Sebab, terkadang seorang pemimpin -karena perasaan sombong<br />

dan malunya- tidak mau duduk dalam suatu majelis bersama para<br />

penuntut ilmu.<br />

Maka Imam Malik mengomentari tentang keburukan para qadhi<br />

(hakim) dengan berkata, "Jika seorang hakim telah turun dari<br />

jabatannya, maka ia tidak mau kembali ke dalam majelis yang pernah<br />

diikutinya." Imam Syafi'i juga berkata, "Apabila terjadi berbagai<br />

peristiwa, maka ia tidak akan banyak mengetahui "<br />

Dalam kitab Gharibul Hadits. Imam Abu Ubaid telah<br />

menjelaskan <strong>hadits</strong> tersebut sebagai berikut: "Daiamilah agama selagi<br />

kalian masih menjadi orang kecil (rakyat) atau sebelum menjadi seorang<br />

pemimpin, karena jika kalian telah menjadi pemimpin, maka kalian akan<br />

merasa malu untuk menuntut ilmu kepada orang yang lebih rendah<br />

kedudukannya sehingga kalian tetap menjadi orang-orang yang bodoh. "<br />

Sedangkan Syamir Al-I.ughawi menjelaskan, bahwa maksud <strong>hadits</strong><br />

tersebut adalah sebelum kalian menikah, karena jika seseorang telah<br />

menikah, maka ia akan menjadi pemimpin keluarganya apalagi jika telah<br />

dikaruniai anak.<br />

Ada sehagian orang yang berpendapat bahwa Umar ingin<br />

menghilangkan sifat rakus terhadap kekuasaan, karena seseorang yang<br />

telah mendalami agama maka ia akan mengetahui bahaya kekuasaan,<br />

dengan demikian ia akan berusaha menjauhinya. Pendapat ini sangat jauh<br />

dari apa yang dimaksudkan, karena yang dimaksud dengan<br />

"Tusawwaduu" adalah kekuasaan, dan kekuasaan adalah lebih umum<br />

daripada pernikahan. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi seseorang<br />

untuk mengkhususkan makna kata tersebut, karena faktor yang<br />

menghalangi seseorang untuk mencari ilmu dapat berupa pernikahan<br />

ataupun hal-hal lainnya.<br />

FATHUL BAARI — 315

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!