15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

posisinya. Kemudian, ia meletakkan tangan kirinya di atas Alkitab yang terbuka didepannya, ia<br />

mengangkat tangan kanannya ke atas, dan berjanji "tetap setia kepada Injil, dan mengakui<br />

imannya dengan bebas, walaupun harus memeteraikan kesaksiannya dengan darahnya sendiri."<br />

Idem, b. 7, Ch. 8.<br />

Ketika sekali lagi ia dituntun ke hadapan Mahkamah, tidak tampak rasa takut atau malu di<br />

wajahnya. Dengan tenang, penuh kedamaian, namun dengan berani dan penuh wibawa, ia<br />

berdiri sebagai saksi Allah diantara orang orang besar dunia. Sekarang pejabat kekaisaran<br />

menuntut keputusan Luther, apakah ia ingin menarik kembali ajaran ajarannya. Luther<br />

memberikan jawaban dengan nada yang lembut dan merendah tanpa kekerasan atau emosi.<br />

Sikapnya malu malu dan penuh hormat, namun ia menunjukkan rasa percaya diri dan sukacita,<br />

yang membuat hadirin kagum.<br />

"Kaisar yang agung, para pangeran yang muia, dan tuan tuan yang budiman," kata Luther,<br />

"pada hari ini saya berdiri dihadapan hadirin sesuai dengan perintah yang diberikan kepadaku<br />

kemarin. Dan oleh rahmat Allah saya memohon yang agung dan yang mulia untuk<br />

mendengarkan pembelaanku terhadap satu hal yang saya yakin tepat dan benar. Jikalau oleh<br />

karena kelalaian saya harus melanggar kebiasaan dan tatatertib pengadilan, saya mohon<br />

diampuni, karena saya tidak dibesarkan di istana raja raja, tetapi di biara terpencil." Idem, b. 7,<br />

Ch. 8.<br />

Kemudian melanjutkan kepada pertanyaan, ia mengatakan bahwa karya karyanya yang<br />

sudah diterbitkan itu tidak sama sifatnya. Dalam sebagian ia membahas mengenai iman dan<br />

perbuatan perbuatan baik, dan musuh musuhnya sendiri menyatakan bahwa karya karya itu<br />

bukan saja tak berbahaya, tetapi bahkan sangat berguna. Menarik kembali karya karya ini<br />

berarti mempersalahkan kebenaran yang diakui semua pihak. Kelompok yang ke<strong>dua</strong> dari tulisan<br />

tulisan yang mengungkapkan kebejatan moral dan penyelewengan kepausan. Menarik kembali<br />

karya karya ini akan memperkuat kekejaman Roma, dan membuka pintu lebih lebar lagi<br />

terhadap kejahatan yang lebih banyak dan lebih besar. Dalam kelompok ketiga buku bukunya,<br />

ia menyerang idividu individu yang telah mempertahankan kejahatan kejahatan yang sedang<br />

merajalela. Megenai ini ia mengakui bahwa ia telah bertindak lebih keras. Ia tidak menyatakan<br />

dirinya bebas dari kesalahan. Dan buku buku inipun ia tidak mau menariknya kembali karena<br />

dengan berbuat demikian akan memberi semangat kepada musuh musuh kebenaran, dan mereka<br />

akan mengambil kesempatan untuk menghancurkan umat Allah dengan kekejaman yang lebih<br />

besar.<br />

"Namun, saya adalah manusia biasa, bukan Allah," ia meneruskan, Oleh sebab itu saya akan<br />

mempertahankan diri seperti yang dilakukan Kristus: 'Jikalau saya berkata jahat, saksikanlah<br />

kejahatan itu' . . . . Oleh rahmat Allah, saya memohon kepadamu kaisar yang agung, dan<br />

kepadamu para pangeran yang mulia, dan kepada semua orang dari berbagai tingkatan untuk<br />

membuktikan dari tulisan tulisan para nabi dan para rasul bahwa saya telah bersalah. Dan segera<br />

setelah saya diyakinkan mengenai hal ini saya akan menarik kembali semua yang salah itu. Dan<br />

sayalah orang yang pertama mengambil buku buku itu dan melemparkannya kedalam api untuk<br />

dibakar.<br />

100

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!