15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Melanchthon, pada waktu ia melihat Grynaeus di tepi sungai di seberang sana, 'ia dirampas dari<br />

rahang jahat mereka yang haus darah orang yang tidak bersalah.' Pada waktu ia kembali ke<br />

rumahnya, Melanchthon diberi tahu bahwa pejabat-pejabat yang mencari Gynaeus telah<br />

menggeledah rumahnya dari atas sampai kebawah." -- Idem, b. 13, Ch. 6.<br />

Pembaharuan harus lebih ditonjolkan kehadapan orang-orang berkuasa dunia. Para pangeran<br />

evangelikal telah ditolak untuk didengar oleh Raja Ferdinand, tetapi akan diberikan kesempatan<br />

kepada mereka untuk mengajukan masalah mereka di hadapan kaisar, dan dihadapan pemukapemuka<br />

gereja dan negara. Untuk menghentikan perpecahan yang telah mengganggu kekaisaran,<br />

kaisar Charles V, pada tahun berikut setelah Protes Spires, mengadakan rapat Mahkamah di<br />

Augsburg. Diumumkan bahwa ia sendiri akan memimpin rapat itu. Para pemimpin Protestant<br />

diundang kesana.<br />

Bahaya besar mengancam Pembaharuan. Tetapi para pembelanya masih mempercayakan<br />

usaha mereka kepada Allah, dan mereka berjanji untuk tetap teguh kepada Injil. Elector dari<br />

Saxony telah didesak oleh para penasihatnya untuk tidak hadir di Mahkamah itu. Mereka<br />

berkata, bahwa kaisar menghendaki kehadiran para pangeran agar dapat menjerat mereka.<br />

"Bukankah sangat berbahaya untuk pergi dan hadir didalam tembok kota yang penuh dengan<br />

musuh yang berkuasa?" Tetapi yang lain mengatakan, "Biarlah para pangeran itu bersikap<br />

berani, dan kepentingan Allah diselamatkan." "Allah itu setia, Ia tidak akan meninggalkan kita,"<br />

kata Luther. -- Idem, b. 14, Ch. 2. Elector bersama rombongan berangkat ke Augsburg. Semua<br />

orang mengetahui bahaya yang mengancamnya. Banyak yang maju dengan muka muran dan<br />

hati yang susah. Tetapi Luther, yang menyertai mereka sampai ke Coburg, mengangkat kembali<br />

iman mereka yang telah tenggelam oleh menyanyikan sebuah lagu yang digubahnya dalam<br />

perjalanan, "A strong tower is our God" (Ya Allah kota yang teguh). Kata-kata nyanyian itu<br />

telah menghilangkan perasaan was-was, dan meringankan hati yang berat.<br />

Para pangeran penganut pembaharuan telah berketetapan membuat pernyataan pandangan<br />

mereka dengan bentuk yang sistematis, dengan bukti-bukti dari Alkitab, untuk disajikan<br />

dihadapan Mahkamah. Dan tugas untuk menyediakannya diserahkan kepada Luther,<br />

Melanchthon dan rekan-rekan mereka. Surat pengakuan ini diterima oleh orang-orang Protestan<br />

sebagai pernyataan iman, dan mereka berkumpul untuk membubuhkan nama mereka pada<br />

bagian dokumen penting itu. Saat itu adalah saat yang khidmat dan mendebarkan. Para<br />

Pembaharu ingin agar kepentingan mereka jangan dicampur-adukkan dengan masalah-masalah<br />

politik. Mereka merasa bahwa Pembaharuan tidak akan menerima pengaruh lain selain dari<br />

firman Allah. Ketika para pangeran Kristen itu maju untuk menandatangani Pengakuan itu,<br />

Melanchthon menyela pembicaraan sambil berkata, "Adalah tugas para ahli teologi dan para<br />

pendeta untuk mengusulkan hal-hal ini. Marilah kita cadangkan bagi masalah-masalah lain<br />

wewenang orang-orang berkuasa dunia." "Allah melarang, " jawab John dari Saxony, "bahwa<br />

engkau mengecualikan saya. Saya telah berketetapan untuk melakukan apa yang benar, tanpa<br />

memperdulikan mahkota saya. Saya ingin untuk mengakui Tuhan. Mahkota ke'electoral'an dan<br />

kedudukan saya tidak begitu penting bagi saya dibandingkan dengan salib Yesus Kristus."<br />

134

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!