15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

terang yang kurang di tengah hari daripada waktu fajar? ... Orang-orang Kisten harus membaca<br />

Alkitab Peijanjian Baru dalam bahasa mereka sendiri.” Para doktor dan guru gereja saling tidak<br />

setuju. Hanya oleh Alkitab orang-orang sampai kepada kebenaran. “Seorang berpegang kepada<br />

doktor ini, yang lain kepada yang itu ... . Sekarang masing-masing pengarang saling<br />

bertentangan. Jadi, bgaimanakah kita bisa membedakan dia yang mengatakan benar dari dia<br />

yang mengatakan salah? ... Bagaimana?... Sesungguhnya hanya oleh firman Allah.”—Ibid, b.<br />

18, psl. 4.<br />

Tidak lama sesudah itu seorang doktor Katolik yang terlibat suatu pertentangan dengan<br />

Tyndale, berseru, “Lebih baik kita tanpa hukum Allah daripada tanpa hukum paus.” Tyndale<br />

menjawab, “Saya menentang paus dan semua hukum-hukumnya. Dan jikalau Allah memelihara<br />

hidupku, dalam beberapa tahun saya akan membuat seorang anak yang kerjanya membajak<br />

mengerti lebih banyak Alkitab daripada kamu.”—Andersen ‘‘', ‘Annals of English Bible,” hlm.<br />

19. Tujuan untuk memberikan Perjanjian Baru kepada rakyat dalam bahasa mereka sendiri,<br />

sekarang sudah dipastikan. Ia segera bekerja. Ia pergi ke London, karena diusir oleh<br />

penganiayaan dari musuh-musuhnya. Dan di sini untuk sementara ia melakukan tugasnya tanpa<br />

gangguan. Tetapi sekali lagi, kekuasaan para pengikut paus memaksanya melarikan diri.<br />

Kelihatannya seluruh Inggris tertutup baginya. Ia memutuskan untuk mencari perlindungan di<br />

Jerman. Di sini ia mulai mencetak Alkitab Perjanjian Baru bahasa Inggris. Dua kali pekerjaan<br />

itu dihentikan. Tetapi bilamana dilarang mencetak di suatu kota, ia pergi ke kota lain. Akhimya<br />

ia pergi ke Worms, di mana beberapa tahun sebelumnya, Luther mempertahankan kabar Injil di<br />

hadapan Mahkamah. Dalam kota lama ini banyak sahabat-sahabat Pembaruan, dan di sini<br />

Tyndale meneruskan pekerjaannya tanpa hambatan lebih jauh. Tiga ribu Alkitab Perjanjian<br />

Bani segera diselesaikan, dan edisi lain menyusul pada tahun itu juga.<br />

Dengan kesungguh-sungguhan yang besar dan kesabaran, ia meneruskan pekeijaannya.<br />

Walaupun penguasa Inggris telah mengawasi pelabuhanpelabuhannya dengan ketat, firman<br />

Allah dikirimkan ke London dengan berbagai cara rahasia dan disebarkan di seluruh negeri.<br />

Para pengikut paus berusaha menindas kebenaran itu, tetapi sia-sia saja. Uskup dari Durham<br />

pada suatu waktu membeli seluruh Alkitab dari seorang penjual buku, yang adalah teman<br />

Tyndale, dengan maksud untuk membinasakan Alkitab tersebut. Dengan demikian ia mengira<br />

dapat menghalangi pekerjaan penyebaran kebenaran itu. Tetapi sebaliknya, uang yang diperoleh<br />

digunakan untuk membeli bahan untuk mencetak edisi baru dan yang lebih baik, yang tanpa<br />

uang itu tak mungkin bisa diterbitkan. Pada waktu kemudian<br />

Tyndale ditahan, ia boleh dibebaskan dengan satu syarat bahwa ia harus memberitahukan<br />

nama-nama orang yang telah menolongnya membiayai pencetakan Alkitabnya. Ia mengatakan<br />

bahwa uskup dari Durham telah membantu melebihi dari orang-orang lain, karena dengan<br />

membeli seluruh stok buku-buku yang tersisa telah menyanggupkannya meneruskan pencetakan<br />

itu. Tyndale dikhianati dan diserahkan ke tangan musuh-musuhnya, dan pada suatu ketika<br />

dipenjarakan selama delapan bulan. Akhimya ia menyaksikan imannya dengan mati syahid.<br />

Tetapi senjata yang telah disediakannya telah menyanggupkan para pejuang lain meneruskan<br />

perjuangan sepanjang abad-abad berikutnya, bahkan sampai ke zaman kita.<br />

163

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!