15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Pada waktu Juru Selamat menunjukkan kepada pengikut-pengikut-Nya tanda-tanda<br />

kedatangan-Nya, Ia meramalkan kemurtadan yang terjadi sebelum kedatangan-Nya yang ke<strong>dua</strong><br />

kali itu. Akan terjadi, seperti pada waktu zaman Nuh, kegiatan dan bisnis duniawi dan mencari<br />

kepelesiran -- membeli, menjual, menanam, membangun, kawin-mawin -- dengan melupakan<br />

Tuhan Allah dan kehidupan di masa yang akan datang. Bagi mereka yang hidup waktu ini,<br />

nasihat Yesus adalah, "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan<br />

kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi, dan supaya hari Tuhan jangan dengan tibatiba<br />

jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat." "Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya<br />

kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semu yang akan terjadi itu, dan supya kamu tahan<br />

berdiri di hadapan Anak Manusia." (Lukas 21:34,36).<br />

Keadaan gereja pada saat ini digambarkan dalam kata-kata Juru Selamat di dalam buku<br />

Wahyu, "Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, pada hal engkau mati."<br />

(Wahyu 3:1,3). Dan kepada mereka yang menolak untuk bangkit meninggalkan ketidakperdulian,<br />

diberikan amaran penting ini, "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Akan akan<br />

datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang<br />

kepadamu." (Wahyu 3:3).<br />

Manusia perlu dibangunkan supaya sadar adanya bahaya. Mereka harus dibangunkan supaya<br />

bersedia menghadapi kejadian-kejadian penting yang berhubungan dengan tertutupnya masa<br />

percobaan atau tertutupnya pintu kasihan. Nabi Allah mengatakan, Betapa hebat dan sangat<br />

dahsyat hari Tuhan! Siapakah yang dapat menahannya?" (Yoel 2:11). Siapakah yang dapat<br />

menahannya pada waktu ia menyatakan diri yang matanya "terlalu suci untuk melihat<br />

kejahatan," dan tidak dapat "memandang kelaliman?" (Habakuk 1:13). Kepada mereka yang<br />

berseru, "Ya Allahku, kami, Israel mengenal Engkau," (Hosea 8:2), namun telah melangkahi<br />

perjanjian-Nya (Hosea 2:1), dan segera mengikuti allah lain (Maz. 16:4), menyembunyikan<br />

kejahatan di dalam hati mereka, dan menyukai jalan-jalan kejahatan -- bagi mereka ini hari<br />

Tuhan itu adalah "kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya." (Amos 5:20).<br />

"Pada waktu itu," sabda Tuhan, "Aku akan menggeledah Yerusalem dengan memakai obor dan<br />

akan menghukum orang-orang yang telah mengental seperti anggur di atas endapannya dan<br />

yang berkata dalam hatinya, 'Tuhan tidak berbuat baik dan tidak berbuat jahat!'" (Zefanya 1:12).<br />

"Kepada dunia akan Kubalaskan kejahatannya, dan kepada orang-orang fasik kesalahan mereka.<br />

Kesombongan orang-orang pemberani akan Kuhentikan, dan kecongkakan orang-orang yang<br />

gagah akan Kupatahkan." (Yes. 13:11). Mereka tidak bisa diselamatkan oleh perak atau emas<br />

mereka." (Zefanya 1:18). "Maka harta kekayaannya akan dirampas dan rumah-rumahnya akan<br />

menjadi sunyi sepi."(Zefanya 1:13).<br />

Nabi Yeremia, pada waktu memandang kepada masa yang menakutkan ini, berseru, "Aduh,<br />

dadaku, dadaku! Aku menggeliat sakit! Aduh dinding jantungku! . . . sebab aku mendengar<br />

bunyi sangkakala, pekik perang." "Kehancuran demi kehancuran dikabarkan, seluruh negeri<br />

dirusakkan." (Yer. 4:19,20). "Hari keganasan hari itu, hari kesusahan dan hari kesulitan, hari<br />

kemusnahan dan pemusnahan, hari kegelapan dan kesuraman, hari berawan dan kelam, hari<br />

peniupan sangkakala dan pekik tempur terhadap kota-kota yang berkubu dan terhadap menara<br />

197

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!