15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

dosaku, karena Engkau tahu, saya selalu mencintai kebenaran-Mu.”— Ibid, him. 168. Suaranya<br />

lenyap, tetapi bibimya tetap komat-kamit berdoa. Setelah api membakar seluruh tubuhnya, abu<br />

syuhada itu bersama tanah tempatnya, dikumpulkan dan, seperti abu jenazah Huss, dibuangkan<br />

ke Sungai Rhine.<br />

Demikianlah binasa para pembawa terang Allah yang setia. Tetapi terang kebenaran yang<br />

disiarkan mereka, terang teladan keperkasaan mereka tidak bisa dipadamkan. Bagaikan manusia<br />

yang paling kuat berusaha me-nahan peredaran matahari agar matahari fajar tidak menyingsing,<br />

tetapi bagaimana pun juga, fajar tetap terbit bagi dunia. Pelaksanaan hukuman mati Huss telah<br />

menyulut api kemarahan dan kengerian di Bohemia. Hal itu dirasakan segenap bangsa itu,<br />

bahwa ia telah menjadi mangsa kebencian para imam dan pengkhianatan kaisar. Ia dinyatakan<br />

sebagai seorang guru kebenaran yang setia, dan konsili yang memutuskan hukuman mati itu<br />

dituduh bersalah sebagai pembunuh. Ajaran-ajaran Huss sekarang menarik perhatian orang<br />

lebih banyak daripada sebelumnya. Atas perintah kepausan tulisan-tulisan Wycliffe telah<br />

dibakar. Tetapi yang lolos dari pemusnahan sekarang dibawa keluar dari tempat<br />

persembunyiannya dan dipelajari bersama Alkitab, atau bagian-bagiannya yang bisa didapat.<br />

Dan banyaklah yang dituntun menerima iman yang diperbarui itu.<br />

Para pembunuh Huss tidak tinggal diam dan menyaksikan kemenangankemenangan Huss.<br />

Paus dan kaisar bersatu untuk menumpas gerakan itu, dan tentara Sigismund menyerang<br />

Bohemia. Tetapi bangkit seorang penyelamat. Ziska, yang segera sesudah perang mulai telah<br />

menjadi buta sama sekali, namun adalah seorang jenderal yang paling mahir pada zamannya,<br />

menjadi pemimpin orang Bohemia. Percaya pada pertolongan Allah dan kebenaran perjuangan<br />

mereka, sehingga orangorang dapat menahan tentera musuh yang kuat yang menyerang mereka.<br />

Berulang-ulang kaisar mengirim tentera baru untuk menyerang Bohemia hanya untuk dipukul<br />

mundur secara memalukan. Pengikut-pengikut Huss sekarang tidak takut mati, dan tak ada yang<br />

tahan melawan mereka. Bebe-rapa tahun setelah perang meletus, Ziska, si pemberani itu wafat.<br />

Tetapi tempatnya digantikan oleh Procopius, yang juga adalah seorang jenderal pemberani dan<br />

trampil, dan dalam berbagai hal, seorang pemimpin yang lebih berkemampuan.<br />

Musuh-musuh orang Bohemia, mengetahui bahwa pejuang yang buta itu telah meninggal,<br />

merasa sudah saatnya untuk menebus kekalahan mereka selama ini. Paus mengumumkan<br />

perang suci melawan pengikut-pengikut Huss. Dan tentara yang besar jumlahnya segera<br />

dikirimkan menyerang Bohemia, tetapi hanya untuk menderita kekalahan yang mengerikan.<br />

Perang suci lain diumumkan. Di semua negara kepausan di Eropa, tentara, uang dan<br />

perlengkapan perang dikumpulkan. Orang banyak berduyun-duyun menggabungkan diri ke<br />

bawah panji-panji kepausan. Mereka merasa pasti bahwa akhirnya para bidat pengikut Huss<br />

akan dapat ditumpas. Dengan keyakinan akan menang, pasukan besar itu pun memasuki<br />

Bohemia. Orangorang Bohemia bertempur mengusir mereka. Ke<strong>dua</strong> pasukan saling mendekat,<br />

sehingga hanya dipisahkan oleh sebuah sungai saja. “Tentara kepausan jauh lebih unggul, tetapi<br />

sebagai gantinya mereka langsung menyeberangi sungai untuk memerangi pengikut-pengikut<br />

Huss, mereka berdiri memandangi dengan diam prajurit-prajurit Huss. Sebenarnya mereka jauhjauh<br />

datang hanya untuk memerangi pengikut-pengikut Huss ini.”—Wylie, b. 3, psl. 17.<br />

69

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!