15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

kepausan. Jutaan orang yang menerima komuni atau hosti, yang tersebar di setiap negara di<br />

seluruh dunia, diinstruksikan untuk tetap setia kepada paus. Apapun kebangsaannya atau<br />

pemerintahannya, mereka harus menganggap bahwa otoritas gereja berada di atas semua yang<br />

lain. Walaupun mungkin mereka bersumpah setia kepada negara, namun dibelakang ini terletak<br />

janji penurutan kepada Roma, yang membebaskan mereka dari setiap perjanjian yang<br />

merugikan kepentingan-kepentingannya.<br />

Sejarah memberikan kesaksian mengenai upaya-uapaya yang licik dan terus menerus untuk<br />

menyusup ke dalam masalah-masalah bangsa-bangsa, dan setelah mendapatkan tempat berpijak,<br />

lalu melanjutkan cita-citanya, biarpun harus membunuh raja-raja dan orang-orang. Pada tahun<br />

1204, Paus Innocent III mengutip dari Petrus II, raja Arragon, sumpah luar biasa ini, "Aku,<br />

Petrus, raja orang Arragon, mengaku dan berjanji untuk selalu setia dan patuh kepada tuanku,<br />

Paus Innocent, kepada penerus-penerus Katoliknya, dan kepada Gereja Roma, dan dengan setia<br />

memelihara kerajaanku dalam ketaatan, mempertahankan iman Katolik, dan menganiaya orangorang<br />

bida'ah." -- Dowling,J., "Historyof Romanisme," b. 5, Ch. 6, sec. 55. Hal ini selaras<br />

dengan pernyataan mengenai kuasa kepausan Roma, bahwa "adalah sah baginya untuk<br />

menurunkan atau menggulingkan para kaisar," dan bahwa, "ia dapat membebaskan bawahannya<br />

atau rakyatnya dari kesetiaannya kepada para penguasa yang tidak benar." -- Mosheim,<br />

"Ecclesiastical History," b, cent1, part 2, Ch. 2, sec. 9, note 8 (tr. by Murdock). Lihat Lampiran.<br />

Dan hendaklah diingat, adalah suatu kesombongan Roma yang mengatakan bahwa ia tidak<br />

pernah salah. Prinsip- prinsip Gregory VII, dan Innocent III masih tetap menjadi prinsip-prinsip<br />

Gereja Katolik Roma. Dan seandainya ia mempunyai kekuasaan, ia akan menjalankan prinsipprinsip<br />

itu sekarang sama seperti pada abad-abad yang lampau. Protestan mengetahui hanya<br />

sedikit apa yang mereka lakukan, pada waktu mereka memutuskan untuk menerima bantuan<br />

Roma dalam usaha meninggikan hari Minggu. Sementara mereka berusaha untuk mencapai<br />

maksud mereka, Roma bertujuan untuk menegakkan kembali kekuasaannya untuk memulihkan<br />

kembali supremasinya yang hilang. Sekaliprinsip ini diterapkan di Amerika Serikat, bahwa<br />

gereja boleh mengendalikan kekuasaan negara, bahwa pemeliharaan agama boleh dipaksakan<br />

oleh undang-undang negara, tidak lama maka otoritas gereja dan negara akan mendominasi hati<br />

nurani, dan kemenangan Roma di negeri ini sudah dipastikan.<br />

Firman Allah telah memberikan amaran mengenai bahaya yang segera akan terjadi. Jika hal<br />

ini tidak diindahkan, maka dunia Protestan akan mengetahui apa tujuan Roma yang sebenarnya<br />

pada waktu sudah terlambat untuk melepaskan diri dari jeratnya. Secara diam-diam ia sedang<br />

bertumbuh dalam kekuasaan. Doktrin-doktrinnya sedang menggunakan pengaruh-pengaruhnya<br />

di ruang-ruang legislatif, di gereja-gereja, dan di dalam hati manusia. Ia sedang mendirikan<br />

bangunan-bangunannya yang tinggi dan besar, di mana penganiayaan-penganiayaan yang<br />

dahulu ,yang sudah terhenti, akan diulangi. Ia menambah kekuataannya secara diam-diam dan<br />

tidak mencurigakan, untuk mencapai tujuannya bilamana waktunya sudah tiba untuk bertindak.<br />

Semua yang diinginkannya ialah tempat berpijak yang menguntungkan, dan ini sedang<br />

diberikan kepadanya. Kita segera akan melihat dan merasakan apa tujuan unsur-unsur Roma itu.<br />

393

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!