15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

“Jarang ada generasi bangsa Perancis selama jangka waktu yang panjang itu yang tidak<br />

menyaksikan murid-murid kabar Injil yang melarikan diri dari hadapan penganiaya yang ganas<br />

sambil membawa bersama mereka kepintaran, kesenian kerajinan dan usaha industri, peraturan,<br />

dalam hal-hal mana mereka menonjol, sehingga memperkaya negeri-negeri tempat mereka<br />

berlindung.Dan dalam perbandingan, sementara mereka memperkaya negara-negara lain<br />

dengan kebolehan-kebolehan yang baik ini, dalam pada itu mereka mengosongkan negara<br />

mereka dari kebolehan-kebolehan tersebut. Jika sekiranya semua yang telah mengalir keluar itu<br />

tetap tinggal di Perancis, jika sekiranya selama tiga ratus tahun ini kecakapan industri orangorang<br />

yang melarikan diri itu mengusahakan tanah negeri itu, jika selama tiga ratus tahun ini<br />

bakat artistik mereka meningkatkan manufaktur, jika selama tiga ratus tahun ini kejeniusan<br />

kreatifitas dan kemampuan analitik mereka memperkaya literatur dan mengembangkan ilmunya,<br />

jika hikmat mereka telah menuntun konsili-konsili mereka, keberanian mereka berjuang dalam<br />

peperangan, keadilan mereka membentuk hukum-hukumnya, dan agama Alkitab memperkuat<br />

intelek dan memerintah hati nurani rakyat, maka alangkah besarnya kemuliaan yang<br />

mengelilingi Perancis sekarang ini! Betapa besarnya, makmurnya, dan bahagianya negara itu —<br />

sebagai teladan bagi bangsa-bangsa lain.<br />

“Akan tetapi kefanatikan yang membabibuta dan tak terhindarkan mengusir dari negerinya<br />

guru-guru kebajikan, pelopor-pelopor peraturan dan pembela-pembela setia takhta kerajaan.<br />

Perancis berkata kepada orang-orang yang sebenarnya mampu membuat negeri itu ‘terkenal dan<br />

mulia’ di dunia ini, ‘mana yang engkau pilih, tiang gantungan pembakaran atau pengasingan’.<br />

Akhirnya negeri itupun mengalami keruntuhan benar-benar. Tidak ada lagi hati nurani untuk<br />

menegur, tidak ada lagi agama yang harus diseret ke tiang gantungan pembakaran. Tidak ada<br />

lagi patriotisme untuk diusir ke pengucilan.” — Wylie, b. 13, Ch. 20. Dan akibatnya adalah<br />

Revousi dengan segala akibatnya. “Dengan perginya orang-orang Huguenots melarikan diri,<br />

maka terjadilah kemerosotan umum di Perancis. <strong>Kota</strong>-kota industri yang dulu bertumbuh pesat<br />

sekarang jatuh merosot tajam. Daerah-daerah subur kembali menjadi tandus. Kelambanan<br />

intelektual dan kemerosotan moral menggantikan masa kemajuan. Paris menjadi salah satu<br />

tempat orang-orang miskin, dan diperkirakan, pada permulaan Revolusi, <strong>dua</strong> ratus ribu orang<br />

yang sangat miskin mengharapkan belas kasihan dari tangan raja. Kaum Yesuit sajalah yang<br />

terus maju di negara yang sedang merosot itu, dan memerintah gereja-gereja dan sekolahsekolah,<br />

penjara-penjara dan dapur-dapur kapal dengan kelaliman yang mengerikan.”<br />

Sebenarnya Injil akan membawa kepada Perancis penyelesaian masalah polotik dan sosial<br />

yang membingungkan para ulama dan rajanya, dan para pembuat undang-undangnya, yang<br />

akhirnya menjerumuskan bangsa itu kepada anarki dan keruntuhan. Tetapi dibawah dominasi<br />

Roma oarng-orang telah kehilangan berkat pelajaran dari Juru Selamat, yaitu pelajaran<br />

penyangkalan diri dan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri. Mereka telah dituntun jauh<br />

dari penyangkalan diri demi kebaikan orang lain. Orang kaya tidak merasa ditegur atas<br />

penindasan mereka terhadap orang miskin. Orang miskin tidak mendapat imbalan yang setimpal<br />

atas pelayanan dan kehinaan yang mereka alami. Rasa mementingkan diri orang kaya dan<br />

orang-orang yang berkuasa bertumbuh semakin nyata dan semakin menekan. Selama berabad-<br />

174

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!