15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Kemudian suara itu, yang lebih merdu dari musik manapun yang pernah didengar telinga fana,<br />

terdengar berkata, "Perjuanganmu telah berakhir." "Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku,<br />

warisilah kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan." Sekarang digenapilah doa<br />

Juru Selamat bagi murid-murid-Nya, "Ya Bapa, Aku mau supaya dimanapun Aku berada,<br />

mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku."<br />

(Yoh. 17:24). "Tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya." (Judas 24).<br />

Dalam mempersembahkan mereka yang dibeli dengan darah-Nya kepada Bapa, Kristus berkata,<br />

"Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku." (Iber. 2:13).<br />

"Yang Engkau telah berikan kepada-Ku, Aku telah menjaga mereka." (Yoh. 17:12). Oh, betapa<br />

ajaibnya kasih yang menebus itu! Kesukaan besar saat itu bilamana Bapa, memandang mereka<br />

yang sudah ditebus itu, akan melihat gambar-Nya, perselisihan karena dosa dihapuskan,<br />

kutukan dosa dibuangkan, dan sekali lagi manusia selaras dengan ilahi.<br />

Dengan kasih yang tak terkatakan, Yesus menyambut umat-Nya yang setia kepada<br />

"kesukaan Tuhan mereka." Kesukaan Juru Selamat adalah dalam melihat jiwa-jiwa yang telah<br />

diselamatkan oleh penderitaan dan kehinaan-Nya ke dalam kerajaan kemuliaan. Dan yang<br />

ditebus itu akan turut mendapat bagian dalam kesukaan-Nya, sebagaimana mereka lihat di<br />

antara orang-orang yang diberkati, mereka yang telah dimenangkan kepada Kristus melalui doadoa<br />

mereka, usaha-usaha mereka dan pengorbanan kasih mereka. Sementara mereka berkumpul<br />

di sekeliling takhta putih yang agung itu, kegembiraan yang tak terkatakan akan memenuhi hati<br />

mereka, pada waktu mereka memandang orang-orang yang telah mereka menangkan bagi<br />

Kristus, dan melihat bahwa seseorang telah memenangkan yang lain, dan juga masih yang lain<br />

lagi, semuanya dibawa ke pelabuhan yang tenang. Di sana mereka meletakkan mahkota mereka<br />

di kaki Yesus, dan memuji Dia selama-lamanya.<br />

Sementara umat yang sudah ditebus disambut ke dalam kota Allah, berkumandanglah di<br />

udara sorak pujian. Dua Adam sudah hampir bertemu. Anak Allah berdiri dengan<br />

mengedangkan tangan untuk menerima bapa umat manusia, -- makhluk yang diciptakan-Nya,<br />

yang telah berdosa terhadap Pencipta-Nya, dan yang dosanya telah memberikan tanda- tanda<br />

penyaliban di tubuh Juru Selamat. Pada waktu Adam melihat dengan jelas bekas-bekas paku<br />

yang kejamitu, ia tidak merebahkan dirinya di pangkuan Tuhan-Nya, tetapi dalam kerendahan<br />

menjatuhkan dirinya di kaki-Nya sambil berseru, "Layaklah Anak Domba yang tersembelih<br />

itu!" Dengan lembut Juru Selamat mengangkat dia berdiri, dan menyuruhnya untuk melihat<br />

sekali lagi rumah taman Firdaus, dari mana ia telah lama terbuang.<br />

Setelah ia diusir dari taman Firdaus, kehidupan Adam di dunia ini telah dipenuhi dengan<br />

kesedihan. Setiap daun yang mati, setiap korban persembahan, setiap kutukan pada wajah alam<br />

yang indah, setiap noda pada kemurnian manusia, semuanya mengingatkan dosa-dosanya.<br />

Sangat mengerikan penderitaan penyesalan itu pada waktu ia melihat kejahatan merajalela, dan<br />

dalam jawaban kepada amaran-amaran-Nya, menghadapi teguran-teguran yang dilemparkan<br />

kepadanya sebagai penyebab dosa. Dengan kesabaran dan kerendahan hati ia menanggung<br />

hukuman pelanggaran hampir seribu tahun lamanya. Dengan setia ia menyesali dosa-dosanya<br />

dan berharap kepada jasa-jasa Juru Selamat yang dijanjikan, dan ia mati di dalam pengharapan<br />

441

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!