15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

perbuatan fasik." (Yudas 15,15). Kedatangan ini dan kedatangan Tuhan ke dalam bait-Nya,<br />

adalah jelas dan peristiwa yang terpisah.<br />

Kedatangan Kristus sebagai imam besar kita ke dalam bilik yang mahakudus untuk<br />

memulihkan tempat kudus itu seperti yang ditampilkan di dalam Daniel 8:14; kedatangan Anak<br />

Manusia kepada Yang Lanjut Usianya seperti dinyatakan dalan Daniel 7:13; dan kedatangan<br />

Tuhan ke dalam bait-Nya yang diramalkan oleh Maleaki, adalah keterangan peristiwa yang<br />

sama. Dan ini juga dinyatakan oleh kedatangan mempelai laki-laki ke pesta pernikahan<br />

sebagaimana diterangkan Kristus dalam perumpamaan sepuluh anak dara dalam Matius 25.<br />

Dalam musim panas dan musim gugur tahun 1844, pengumuman "Mempelai datang!<br />

Songsonglah Dia!" telah diberikan. Dua golongan seperti yang dilambangkan oleh anak dara<br />

yang bijaksana dan yang bodoh itu telah terjadi -- satu golongan yang mengharap dengan<br />

sukacita kedatangan Tuhan dan yang dengan tekun menyediakan dirinya untuk bertemu dengan<br />

Tuhan; sementara segolongan lain yang dipengaruhi oleh ketakutan, dan bertindak hanya atas<br />

hawa nafsu, telah puas dengan teori kebenaran, tetapi miskin karunia Allah. Dalam<br />

perumpamaan itu disebutkan, bahwa pada waktu mempelai datang, "mereka yang telah siap<br />

sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin." Kedatangan mempelai lakilaki,<br />

yang ditampilkan di sini, terjadi sebelum pernikahan. Pernikahan melambangkan<br />

penerimaan oleh Kristus kerajaan-Nya. <strong>Kota</strong> suci, Yerusalem yang baharu, yaitu ibukota dan<br />

sebagai cerminan kerajaan itu, disebut "mempelai perempuan, isteri Anak Domba itu." Malaikat<br />

itu berkata kepada Yohanes, "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kedapamu pengantin<br />

perempuan, mempelai Anak Domba."<br />

"Lalu di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung," kata nabi itu, "dan ia<br />

menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari Sutrga, dari Allah." (Wah.<br />

21:9,10). Jelaslah, mempelai perempuan melambangkan kota suci itu, dan anak-anak dara yang<br />

pergi menemui mempelai laki-laki adalah lambang jemaat. Dalam buku Wahyu, umat Tuhan<br />

dikatakan adalah tamu pada perjamuan kawin. (Wah. 19:9). Jika umat Tuhan adalah tamu, tidak<br />

mungkin juga melambangkan mempelai wanita. Kristus, sebagaimana dikatakan oleh nabi<br />

Daniel, akan menerima dari Yang Lanjut Usianya, " kekuasaan dan kemuliaan, dan kerajaan."<br />

Ia akan menerima Yersualem Baru, ibukota kerajaan-Nya, "yang berhias bagaikan pengantin<br />

perempuan yang berdan-dan untuk suaminya." (Dan. 7:14; Wah. 21:2). Setelah menerima<br />

kerajaan, Ia akan datang dalamkemuliaan- Nya, sebagai Raja atas segala raja dan Tuhan atas<br />

segala tuan, untuk menebus umat-Nya, yang akan "duduk makan bersama-sama dengan<br />

Abraham, Ishak dan Yakub" di meja-Nya dalam kerajaan-Nya (Matius 8:11; Luk. 22:30), untuk<br />

turut ambil bagian dalam perjamuan kawin Anak Domba.<br />

Pengumuman "Mempelai datang! Songsonglah Dia!" pada musim panas tahun 1844,<br />

menyebabkan ribuan orang dituntun untuk mengharapkan kedatangan Tuhan yang segera. Pada<br />

waktu yang ditetapkan, mempelai datang bukan ke dunia ini sebagaimana diharapkan oleh<br />

orang-orang, tetapi kepada Yang Lanjut Usianya di Surga, kepada pernikahan, penerimaan<br />

kerajaan-Nya. "Mereka yang telah siap sedia, masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang<br />

perjamuan kawin, lalu pintu tertutup." Mereka tidak akan hadir secara pribadi pada pernikahan<br />

284

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!