15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

menambahkan, "Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan<br />

ini." (1 Tes. 4:16-18).<br />

Betapa lebar perbedaan antara perkataan-perkataan penghiburan ini dengan kata-kata yang<br />

sebelumnya dikutip oleh pendeta universalis. Pendeta universalis menghibur para sahabatnya<br />

yang berduka dengan jaminan, bahwa betapapun yang mati itu telah berbuat dosa, pada waktu<br />

ia menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam hidup ini, ia akan diterima diantara para<br />

malaikat. Rasul Paulus mengarahkan perhatian saudara-saudaranya kepada kedatangan Tuhan<br />

yang akan terjadi itu, pada waktu rantai belenggu kuburan akan diputuskan, dan "yang mati<br />

dalam Krsitus" akan dibangkitkan kepada kehidupan yang kekal. Sebelum seseorang boleh<br />

memasuki tempat yang berbahagia itu, kasusnya harus diperiksa terlebih dahulu, dan tabiat serta<br />

perbuatan mereka harus diselidiki di hadirat Allah. Semuanya dihakimkan sesuai dengan apa<br />

yang tertulis di dalam kitab-kitab, dan akan diberi upah sesuai dengan perbuatan mereka.<br />

Penghakiman ini tidak dilakukan pada waktu seseorang meninggal. Perhatikanlah kata-kata<br />

Rasul Paulus ini: "Karena ia telah menetapkan suatu hari, pada waktu mana Ia dengan adil akan<br />

menghakimi dunia oleh seorang yang telah ditentukan-Nya, sesudah Ia memberikan kepada<br />

semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati."<br />

(Kis. 17:31). Rasul itu dengan jelas menyatakan di sini bahwa waktu yang tertentu, pada waktu<br />

yang akan datang, telah ditetapkan bagi penghakiman dunia ini.<br />

Yudas menyinggung mengenai waktu yang sama, "Dan bahwa Ia menahan malaikatmalaikat<br />

yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat<br />

kediaman mereka, dengan belenggu abadididalamdunia kekelaman sampai penghakiman pada<br />

hari yang besar." Dan lagi ia mengutip kata-kata Henokh, "Sesungguhnya Tuhan datang dengan<br />

beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang." (Yudas 6,14,15). Rasul<br />

Yohanes menyatakan bahwa ia "melihat orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu.<br />

Lalu dibuka semua kitab . . . . Dan orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan<br />

apa yang tertulis di dalam kitab itu." (Wah. 20:12).<br />

Akan tetapi jika orang mati sudah menikmati kebahagiaan Surga atau menggeliat-geliat di<br />

nyala api neraka, apakah lagi gunanya penghakiman yang akan datang itu? Pengajaran firman<br />

Allah mengenai hal-hal penting ini tidak semu atau bertentangan; semuanya dapat dimengerti<br />

oleh pikiran-pikiran biasa. Tetapi apakah pikiran yang jujur dapat melihat hikmat atau keadilan<br />

di dalam teori umum yang populer itu? Apakah orang-orang benar, setelah penyelidikan kasus<br />

mereka di penghakiman, menerima pujian, "Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba-Ku yang<br />

baik dan setia; . . . . Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (Mat. 25:21), bilamana<br />

mereka sudah tinggal di hadirat-Nya, mungkin selama bertahun-tahun lamanya? Apakah orangorang<br />

jahat itu dipanggil dari tempat penyiksaannya untuk menerima putusan dari Hakim<br />

seluruh dunia, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam<br />

api yang kekal"? (Mat. 25:41). Oh, betapa suatu ejekan! Betapa suatu tuduhan yang memalukan<br />

terhadap himat dan keadilan Allah!<br />

Teori kebakaan atau kekekalan jiwa adalah salah satu doktrin palsu, yang diambil Roma<br />

darikekafiran yang kemudian dimasukkan ke dalam agama Kekristenan. Martin Luther<br />

370

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!