15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

dengan sangat senang saya akan pastikan dengan darahku, kebenaran yang telah kutuliskan dan<br />

kukhotbahkan.”—Wylie, b. 3, psl 7. Ketika api menyala disekelilingnya, ia mulai menyanyi,<br />

“Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku,” dan demikianlah seterusnya ia menyanyi sampai<br />

suaranya terdiam untuk selamanya.<br />

Musuh-musuhnya sendiri pun merasa terpukul melihat keperkasa-annya. Seorang pengikut<br />

paus yang bersemangat, menerangkan kematian Huss dan Jerome, yang mati segera sesudah itu,<br />

demikian: “Ke<strong>dua</strong>nya mereka menetapkan hati pada waktu saat-saat terakhir datang menjelang.<br />

Mereka telah bersedia menghadapi api itu seperti mereka menghadapi pesta perni-kahan.<br />

Mereka tidak mengeluh kesakitan. Ketika nyala api menjulang, mereka menyanyikan nyanyian<br />

puji-pujian. Dan kehebatan api tidak dapat menghentikan nyanyian mereka.”—Wylie, b, psl. 7.<br />

Setelah tubuh Huss seluruhnya hangus terbakar, maka abunya bersama tanah tempat abu itu,<br />

dikumpulkan dan dibuangkan ke Sungai Rhine, yang kemudian dihanyutkan arus ke laut. Para<br />

penganiaya memba-yangkan bahwa mereka telah berhasil membasmi kebenaran yang telah<br />

dikhotbahkan Huss. Tidak terbayang bagi mereka bahwa abu jenazah yang dihanyutkan arus ke<br />

laut akan menjadi benih yang tersebar ke-seluruh negeri di dunia ini. Dan bahwa negeri yang<br />

belum diketahui itu akan memberikan buah-buah yang limpah sebagai saksi kebenaran. Katakata<br />

yang diucapkan di gedung konsili di Constance telah mem-bahana, dan gaungnya akan<br />

terdengar sampai ke masa-masa yang akan datang. Huss tidak ada lagi, tetapi kebenaran yang<br />

diperjuangkannya de-ngan kematiannya tidak akan pernah binasa. Teladan iman dan ketetapan<br />

hatinya akan mendorong banyak orang untuk berdiri teguh demi kebenar-an, dalam<br />

menghadapai siksaan dan kematian. Kematiannya telah mem-beberkan kepada seluruh dunia<br />

tentang kekejaman pengkhianatan Roma. Musuh-musuh kebenaran, meskipun mereka tidak<br />

menyadarinya, telah memajukan kebenaran itu, yang dengan sia-sia mereka berusaha<br />

memusnahkannya.<br />

Satu lagi tiang gantungan pembakaran akan didirikan di kota Constance. Darah saksi yang<br />

lain harus menyaksikan kebenaran itu. Jerome, yang mengucapkan selamat jalan kepada Huss<br />

waktu ia pergi untuk menghadiri konsili, telah mendorong semangat dan menguatkan pendirian<br />

Huss. Jerome menyatakan akan datang menolongnya jika Huss harus menghadapi bahaya.<br />

Setelah mendengar penahanan Pembaru itu, murid yang setia ini segera menyiapkan diri<br />

memenuhi janjinya. Tanpa surat jaminan keamanan ia berangkat ke Constance dengan seorang<br />

teman. Setelah tiba di Constance ia merasa pasti bahwa ia hanya membuka dirinya kepada<br />

bahaya tanpa adanya kemungkinan bisa berbuat sesuatu untuk melepaskan Huss. la melarikan<br />

diri dari kota itu, tetapi tertangkap dalam perjalanan pulang. la dibawa kembali ke Constance<br />

dengan dirantai dan dengan pengawalan sepasukan tentara. Pada penampilan pertama di konsili,<br />

dalam usahanya menjawab tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepadanya, telah disambut<br />

dengan teriakan, “Bakar dia! bakar dia!”—Bonnechose, Jld. I, hlm. 234. La dijebloskankan<br />

kedalam penjara bawah tanah, dirantai dalam posisi yang menyebabkannya sangat menderita,<br />

dan diberi makan roti dan air saja. Setelah beberapa bulan kekejaman yang dilakukan kepada<br />

Jerome, ia men- derita penyakit yang mengancam nyawanya. Musuh-musuhnya takut lau-kaiau<br />

65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!