15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja<br />

untuk beristirahat." (Kel. 31:17).<br />

"Pentingnya hari Sabat sebagai peringatan penciptaan adalah bahwa itu terus mengingatkan<br />

alasan yang benar mengapa Allah patut disembah." -- sebab Dia adalah Khalik, Pencipta, dan<br />

kita adalah makhluk-makhluk-Nya. "Oleh sebab itu, hari Sabat menjadi dasar dari penyembahan<br />

ilahi; karena pemeliharaan hari Sabat mengajarkan kebenaran agung ini -- ciptaan dan<br />

penciptanya -- dalam cara yang paling berkesan, dan tidak ada lembaga atau institusi lain yang<br />

melakukan ini. Dasar yang benar penyembahan ilahi bukan hanya hari ketujuh saja, tetapi<br />

dalamsemua penyembahan yang ditemukan dalam perbedaan yang jelas antara Khalik, Pencipta<br />

dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya. Fakta besar ini tidak pernah usang, ketinggalan zaman,<br />

dan tidak boleh dilupakan." -- Andrews, J. N., "History of the Sabbath," Ch. 27.<br />

Adalah untuk menjaga agar kebenaran itu tetap berada dalam pikiran manusia sehingga<br />

Allah menetapkan hari Sabat itu di Taman Eden; dan selama fakta bahwa Ia adalah Pencipta<br />

kita yang menjadi alasan mengapa kita menyembah Dia, selama itu pula hari Sabat itu akan<br />

terus menjadi tanda dan peringatan-Nya. Sekiranya hari Sabat itu dipelihara secara universal,<br />

pikiran dan cintra-kasih manusia akan dituntun kepada Khalik, Pencipta sebagai tujuan<br />

penghormatan dan penyembahan, dan tidak akan pernah ada penyembah berhala, ateis, atau<br />

orang kafir. Pemeliharaan hari Sabat adalah tanda kesetiaan kepada Allah yang benar, "Dia<br />

yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Seterusnya bahwa<br />

pekabaran yang memerintahkan manusia menyembah Allah dan menuruti perintah-erintah-Nya,<br />

terutama memanggil mereka untuk memelihara perintah atau hukum keempat.<br />

Berbeda dengan mereka yang memelihara perintah-perintah Allah dan yang mempunyai<br />

iman kepada Yesus, malaikat yang ketiga itu menunjuk kepada kelompok lain, yang terhadap<br />

kesalahan-kesalahannya suatu amaran keras dan menakutkan diucapkan, "Jikalau seorang<br />

menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya,<br />

maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalamcawan<br />

murkanya." (Wah. 14:9,10). Penafsiran yang benar mengenai lambang-lambang yang digunakan<br />

perlu untuk mengerti pekabaran ini. Apakah yang digambarkan oleh binatang itu?, patung?,<br />

tanda?<br />

Nubuatan di mana lambang-lambang ini ditemukan mulai dari Wahyu 12, dengan naga yang<br />

berusaha membinasakan Kristus pada waktu lahir-Nya. Naga itu disebut Setan. (Wah. 12:9);<br />

dialah yang menggerakkan Herodes untuk membunuh Juru Selamat. Tetapi alat atau agen Setan<br />

yang terutama untuk memerangi Kristus dan umat-Nya selama abad-abad permulaan era<br />

Kekristenan adalah kekaisaran Roma, pada waktu mana kekafiran adalah agama yang<br />

merajalela. Jadi sementara naga, terutama melambangkan Setan, dalam pengertian lebih lanjut,<br />

itu juga melambangkan Roma kekafiran. Dalam Wahyu 13:1-10 digambarkan binatang yang<br />

lain, "serupa dengan macan tutul." Naga itu memberikan "kekuatannya, takhtanya dan<br />

kekuasaannya yang besar" kepada macan tutul itu. Lambang ini, sebagaimana kebanyakan<br />

Protestan mempercayai, melambangkan kepausan, yang meneruskan kekuatan dan takhta dan<br />

kekuasaan yang pernah dipegang oleh kekaisaran Roma kuno. Mengenai binatang yang<br />

292

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!