15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

menyaksikan bahwa keberadaan pemerintahan Allah dan hukum-Nya akan membungkus dan<br />

melindungi kesejahteraan semua makhluk yang telah dijadikan-Nya. Jadi sejarah percobaan<br />

pemberontakan yang mengerikan ini haruslah menjadi pelindung kekal bagi seluruh makhluk<br />

suci, untuk mencegah mereka dari tipuan untuk mengadakan pelanggaran, untuk<br />

menyelamatkan mereka dari berbuat dosa dan menderita hukumannya.<br />

Hingga pada akhir pertentangan itu di Surga, perebut kekuasaan besar itu terus berusaha<br />

untuk membenarkan dirinya. Pada waktu diumumkan bahwa ia bersama simpatisannya harus<br />

dikeluarkan dan diusir dari tempat tinggal yang penuh kebahagiaan itu, kemudian pemimpin<br />

pemberontak itu dengan berani menyatakan penghinaannya terhadap hukum Allah. Ia<br />

mengulangi tuntutannya bahwa malaikat-malaikat tidak perlu dikendalikan, dan harus dibiarkan<br />

mengikuti kehendak mereka sendiri, yang senantiasa menuntun mereka dengan benar. Ia<br />

mencela undang-undang atau hukum-hukum ilahi sebagai yang membatasi kebebasan mereka,<br />

dan menyatakan bahwa adalah tujuannya untuk menghapuskan hukum Allah, agar dengan<br />

dibebaskannya mereka dari pembatasan ini, balatentera Surga boleh lebih ditinggikan, lebih<br />

mulia dalam keberadaannya.<br />

Setan dengan balatenteranya bersepakat mempersalahkan pemberontakan mereka itu<br />

seluruhnya kepada Kristus, dan menyatakan bahwa jika seandainya mereka tidak ditegur,<br />

mereka tidak akan pernah memberontak. Dengan demikian ketidaksetiaan mereka yang penuh<br />

pembangkangan dan keras kepala itu berusaha menumbangkan pemerintahan Allah dengan siasia,<br />

namun dengan menghujat mengatakan bahwa mereka adalah korban yang tidak bersalah<br />

dari kekuasaan yang menindas. Sehingga pada akhirnya kepala pemberontak dan simpatisannya<br />

diusir dari Surga. Lihat Wahyu 12:7-9. Roh yang sama yang telah menyebabkan pemberontakan<br />

di Surga, masih mengilhami pemberontakan di dunia ini. Setan meneruskan caranya<br />

memperdaya manusia sebagaimana yang dilakukannya kepada malaikat-malaikat. Rohnya<br />

sekarang ini memerintah di dalam hati anak-anak yang tidak mau menurut. Seperti dia, mereka<br />

berusaha melanggar batasan-batasan hukum Allah, dan menjanjikan kepada manusia itu<br />

kebebasan melalui pelanggaran terhadap perintah- perintah-Nya. Teguran terhadap dosa masih<br />

menimbulkan roh kebencian dan penolakan. Pada waktu pekabaran amaran Allah diterima di<br />

dalam hati nurani, maka Setan menuntun manusia untuk membenarkan mereka, dan mencari<br />

simpati orang-orang lain dalam dosa mereka. Gantinya memperbaiki kesalahan mereka, mereka<br />

marah kepada yang menegur, seolah-olah ia adalah penyebab satu-satunya kesulitan. Sejak dari<br />

zaman Abel yang benar itu sampai ke zaman kita ini, begitulah roh yang ditunjukkan kepada<br />

mereka yang berani menegur dosa.<br />

Pemutarbalikan yang sama mengenai tabiat Allah sebagaimana yang dipraktekkan Setan di<br />

Surga, yang menyebabkan Allah dianggap sebagai Allah yang kejam dan bengis, Setan<br />

mempengaruhi manusia untuk berdosa. Dan atas keberhasilannya sejauh itu, ia menyatakan<br />

bahwa pembatasan-pembatasan Allah yang tidak adil telah menyebabkan manusia jatuh,<br />

sebagaimana mereka dituntun kepada pemberontakannya sendiri. Tetapi Yang Kekal itu sendiri<br />

menyatakan tabiat-Nya. "Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar,<br />

berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu<br />

335

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!