15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

diperangi oleh Pembaharu ialah pembentukan ordo biarawan peminta- minta sedekah. Biarawan<br />

pengemis ini banyak di Inggeris, yang membawa kesan buruk bagi kebesaran dan kemakmuran<br />

negara. Industri, pendidikan, moral, semua merasakan pengaruh yang memalukan itu.<br />

Kehidupan biarawan yang bermalas- malas dan meminta-minta bukan saja menghabiskan<br />

sumberdaya dari orang-orang, tetapi juga membuat pekerjaan yang berguna menjadi terhina.<br />

Para pemuda mengalami penurunan moral dan bejat. Oleh pengaruh para biarawan ini banyak<br />

mereka terbujuk untuk measuki biara dan membaktikan hidupnya pada kehidupan biarawan.<br />

Hal ini bukan saja tidak dengan seizin orang tua, tetapi bahkan tanpa sepengetahuan mereka,<br />

dan bertentangan dengan perintah mereka.<br />

Salah seorang Paderi mula-mula Gereja Roma mengatakan bahwa tuntutan kebiarawan<br />

melebihi kewajiban kepatuhan dan cinta serta kewajiban keluarga, berkata : "Meskipun ayahmu<br />

tergeletak di pintu rumahmu menangis dan merengek, dan ibumu harus menunjukkan tubuhnya<br />

yang melahirkan engkau dan payudaranya yang menyusui engkau, injaklah mereka dan<br />

berjalanlah lurus mendapatkan Kristus." Dengan "monster yang tidak berperikemanusiaan ini,"<br />

sebagaimana Luther menggambarkannya kemudian, "melebihi keganasan serigala dan<br />

kelaliman daripada orang Kristen dan manusia," demikianlah hati anak-anak dikeraskan<br />

melawan orang tua mereka. -- Sears, Barnes, "Life of Luther," pp. 70,69. Itulah yang dilakukan<br />

para pemimpin kepausan, seperti orang Farisi pada zaman dahulu, membuat hukum Allah tidak<br />

berguna digantikan oleh tradisi mereka. Rumah-rumah telah menjadi sunyi, dan para orang tua<br />

kehilangan anak laki-laki dan perempuan mereka.<br />

Para mahasiswa di perguruan tinggipun telah tertipu oleh pernyataan palsu para biarawan,<br />

dan bujukan untuk bergabung dengan orde mereka Banyak dari antara mereka yang kemudian<br />

berbalik, karena melihat bahwa mereka telah merendahkan kehidupan mereka, dan telah<br />

menyebabkan orang tua mereka berdukacita. Tetapi sekali telah kokoh terjerat, tidak mungkin<br />

bagi mereka untuk membebaskan diri lagi. Banyak orang tua menolak mengirim anak mereka<br />

ke universitas karena takut terpengaruh para biarawan. Ada penurunan tajam mahasiswa yang<br />

memasuki pusat-pusat pendidikan yang besar. Akibatnya sekolah-sekolah menderita, dan<br />

kebodohanpun merajalela. Paus telah memberikan kepada para biarawan ini kuasa untuk<br />

mendengarkan pengakuan dan memberikan pengampunan. Ini menjadi sumber kejahatan besar.<br />

Cenderung untuk meningkatkan pendapatan mereka, para biarawan bersedia memberikan<br />

pengampunan dosa kepada para penjahat dari segala jenis yang meminta pertolongan kepada<br />

mereka. Dan sebagai akibatnya, kejahatan yang paling burukpun bertambah dengan cepat.<br />

Orang sakit dan orang miskin dibiarkan menderita, sementara pemberian yang seharusnya<br />

meringankan kebutuhan mereka diberikan kepada para biarawan, yang dengan ancaman<br />

meminta sedekah orang-orang, melaporkan rasa tidak hormat orang-orang yang menahan<br />

pemberian bagi ordo mereka. Walaupun profesi biarawan sebagai profesi miskin, kekayaan para<br />

biarawan terus bertambah dan bangunan mereka yang megah dan meja makan mereka yang<br />

mewah membuat kemiskinan bangsa itu semakin nyata. Dan sementara menikmati kemewahan<br />

dan kepelesiran, mereka mengutus orang-orang bodoh yang hanya bisa memberikan ceritacerita<br />

dongeng, cerita-cerita kuno dan sendagurau untuk menghibur rakyat dan membuat<br />

46

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!