15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Jadi demikianlah mereka yang mempelajari pelajaran ini menemukan bukti yang tidak bisa<br />

dibantah mengenai adanya tempat kudus di Surga. Musa membangun tempat kudus di dunia ini<br />

menurut pola yang ditunjukkan kepadanya. Rasul Paulus mengajarkan bahwa pola itulah tempat<br />

kudus yang sebenarnya, yaitu yang di Surga. Dan Rasul Yohanes menyaksikan bahwa ia<br />

melihatnya di Surga. Di dalam kaabah di Surga, tempat tinggal Allah, takhta-Nya didirikan<br />

dalam kebenaran dan keadilan. Di bilik yang maha suci ia melihat hukum-Nya, sebagai ukuran<br />

kebenaran dengan mana semua umat manusia diuji. Tabut tempat menyimpan loh-loh hukum<br />

itu ditutupi dengan tutup pendamaian. Di hadirat inilah Kristus mengadakan permohonan<br />

melalui darah-Nya demi orang-orang berdosa. Dengan demikian dilambangkan gabungan<br />

keadilan dan dan kemurahan dalam rencana penebusan manusia. Hanya hikmat yang tanpa<br />

batas saja yang dapat merancangnya dan kuasa yang tak terbatas yang dapat mewujudkannya.<br />

Gabungan inilah yang memenuhi semua Surga dengan kekaguman dan rasa hormat. Kerub di<br />

tempat kudus duniawi, yang memandang dengan rasa hormat ke tutup pendamaian itu,<br />

melambangkan perhatian seluruh Surga mengenai pekerjaan penebusan manusia. Inilah rahasia<br />

kemurahan yang ingin di lihat oleh malaikat-malaikat,-- bahwa Allah dapat berlaku adil<br />

sementara Ia membenarkan orang-orang berdosa yang bertobat, dan memperbaharui pergaulan-<br />

Nya dengan manusia yang sudah jatuh; bahwa Kristus dapat merendahkan diri-Nya untuk<br />

mengangkat orang- orang yang tak terhitung banyaknya dari jurang kebinasaan, dan<br />

memakaikan kepada mereka jubah kebenaran-Nya sendiri, untuk dipersatukan dengan malaikatmalaikat<br />

yang tidak pernah jatuh, dan untuk tinggal selamanya di hadirat Allah.<br />

Pekerjaan Kristus sebagai pengantara manusia dinyatakan dalam nubuatan nabi Zakaria<br />

mengenai Dia "yang bernama Tunas." Nabi itu berkata, "Dialah yang akan mendirikan bait<br />

Tuhan, dan dialah yang akan mendapat keagungan dan duduk memerintah di atas takhtanya.<br />

[takhta Bapa-Nya]. Di sebelah kanannya akan ada seorang imam [Ia akan menjadi imamdi<br />

takhtanya -- Alkitab Bahasa Inggeris]: dan permufakatan tentang damai akan ada di antara<br />

mereka ber<strong>dua</strong>." (Zakaria 6:13). "Dialah yang akan mendirikan bait Tuhan." Oleh pengorbanan<br />

dan pengantaraan-Nya, Kristus adalah fondasi dan pembangun gereja Allah. Rasul Paulus<br />

menunjuk kepada-Nya sebagai "batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapih<br />

tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga," katanya,<br />

"turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh." (Epes. 2: 20-22).<br />

"Dan dialah yang akan mendapat keagungan." Keagungan dan kemuliaan penebusan<br />

manusia yang sudah jatuh itu adalah milik Kristus. Melalui zaman kekekalan, nyanyian orang<br />

tebusan adalah, "Bagi Dia yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita<br />

oleh darah-Nya, ... bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya." (Wah. 1:5,6).<br />

Dan Ia "akan duduk memerintah di atas takhtanya, [takhta Bapanya]. Di sebelah kanannya akan<br />

ada seorang imam." Belum sekarang "di atas takhta kemuliaan." Kerajaan kemuliaan belum<br />

datang. Setelah pekerjaan pengantaraan-Nya berakhir barulah "Allah akan mengaruniakan<br />

kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya," suatu kerajaan yang "tidak akan berkesudahan."<br />

(Luk. 1:32,33). Sebagai seorang imam, Kristus sekarang duduk bersama-sama dengan Bapa di<br />

atas takhta-Nya (Luk. 3:21). Di atas takhta itu duduk bersama Yang Kekal dan yang dengan<br />

sendirinya ada, adalah Dia yang "telah menanggung penyakit kita dan yang memikul<br />

276

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!