15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Bab 2 — Kebakaran penganiayaan<br />

Bilamana Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya mengenai nasib kota Yerusalem dan<br />

pemandangan tentang kedatangan-Nya yang ke<strong>dua</strong> kali, Ia juga meramalkan pengalaman umat-<br />

Nya mulai dari waktu Ia diangkat dari antara mereka sampai kepada Ia kembali di dalam kuasa<br />

dan kemuliaan untuk melepaskan mereka. Dari atas Bukit Zaitun Juruselamat melihat badai<br />

yang akan menimpa jemaat kerasulan. Dan menerawang lebih jauh ke masa depan, mata-Nya<br />

melihat dengan jelas badai ganas yang mengerikan yang akan memukul pengikut-pengikut-Nya<br />

pada masa-masa kegelapan dan penganiayaan yang akan datang. Dalam beberapa ucapan<br />

singkat yang mengerikan, Ia meramalkan bagian pe-mimpin-pemimpin dunia ini yang akan<br />

dibagikan kepada jemaat Allah. (Matius 24 21, 22). Pengikut-pengikut Kristus harus menjalani<br />

jalan penghinaan, celaan dan penderitaan yang sama seperti yang dijalani oleh Tuhan mereka.<br />

Kebencian dan permusuhan yang ditimbulkan terhadap Penebus dunia ini akan ditunjukkan<br />

terhadap semua yang percaya kepada nama-Nya.<br />

Sejarah jemaat yang mula-mula itu menyaksikan kegenapan kata-kata Juruselamat. Kuasakuasa<br />

dunia dan neraka mempersiapkan diri mereka melawan Kristus dalam pribadi pengikutpengikut-Nya.<br />

Kekafiran meli-hat, jika Injil menang, maka kuil-kuil dan mezbah-mezbahnya<br />

akan dimusnahkan. Oleh sebab itu ia memerintahkan pasukan-pasukannya untuk membinasakan<br />

Kekristenan. Api penganiayaan telah di sulut. Orang-orang Kristen telah dirampas harta<br />

miliknya dan diusir dari rumah mereka. Mereka “bertahan dalam perjuangan yang berat” (Ibrani<br />

10:32). “Ada pula yang di ejek dan di dera, bahkan yang dibelenggu dan dipenjarakan” (Ibrani<br />

11:36). Banyak yang memeteraikan kesaksian mereka dengan darahnya. Kaum bangsawan dan<br />

hamba, orang kaya dan orang miskin, orang-orang terpelajar dan orang-orang bodoh, semuanya<br />

sama dibantai tanpa belas kasihan.<br />

Penganiayaan ini bermula pada zaman Kaisar Nero, pada waktu Rasul Paulus mati syahid,<br />

berlangsung terus dengan semakin kejam atau kurang selama berabad-abad. Orang-orang<br />

Kristen di tuduh dengan tuduhan palsu melakukan kejahatan yang mengerikan, dan dinyatakan<br />

sebagai penyebab bencana besar seperti bahaya kelaparan, wabah dan gempa bumi. Sementara<br />

mereka menjadi sasaran kebencian dan kecurigaan, para penuduh, demi keuntungannya,<br />

mengkhianati orang yang tidak bersalah itu. Mereka dituduh sebagai pemberontak yang<br />

melawan kerajaan, sebagai musuh agama, dan sebagai wabah bagi masyarakat. Banyak yang<br />

dilemparkan kepada binatang buas, atau dibakar hidup-hidup di amfiteater. Sebagian disalibkan,<br />

yang lain dibungkus dengan kulit binatang liar dan dilemparkan ke arena untuk dicabik-cabik<br />

oleh anjing-anjing ganas. Hukuman mereka sering dijadikan hiburan utama pada pesta-pesta<br />

umum. Orang banyak berjubel menikmati tontonan itu, dan tertawa serta bertepuk tangan<br />

menyaksikan korban yang sedang menderita menghadapi maut.<br />

Ke mana saja pengikut Kristus mencari perlindungan, mereka terus di-buru sepeti binatang<br />

mangsa. Mereka terpaksa mencari persembunyian di tempat-tempat terpencil yang tidak ada<br />

orang. “Kekurangan, kesesakan dan siksaan. Dunia ini tidak layak bagi mereka. Mereka<br />

mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung”<br />

21

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!