15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

tidak sadar oleh ahli pidato dan ahli sejarah dalam menerangkan kebangkitan dan pertumbuhan<br />

bangsa ini. Binatang itu tampak "keluar dari dalam bumi;" dan menurut penerjemah, perkataan<br />

"keluar" di sini berarti "bertumbuh atau muncul seperti tanaman." Dan sebagaimana kita lihat,<br />

bangsa itu harus muncul di suatu wilayah yang sebelumnya belum diduduki. Seorang penulis<br />

yang menonjol menerangkan kebangkitan Amerika Serikat berbicara mengenai "misteri<br />

kemunculannya dari kekosongan," mengatakan, "Bagaikan bibit yang diam kita bertumbuh<br />

menjadi negara atau kerajaan." -- Townend, G.A., The New World Compared with the Old, hal.<br />

462 (ed. 1869).<br />

Sebuah surat kabar Eropa pada tahun 1850 berbicara mengenai Amerika Serikat sebagai<br />

suatu kerajaan ajaib, yang "muncul" dan "di tengah-tengah keheningan dunia setiap hari<br />

bertambah kekuasaan dan kebanggaannya." -- The Dublin Nation. Edward Everett, dalam<br />

sebuah orasi tentang Musafir (Pilgrim) pendiri bangsa itu , berkata "Apakah mereka mencari<br />

sebuah tempat yang terpencil dan tenang, menyenangkan karena tidak dikenal, dan aman karena<br />

terpencil jauh, di mana gereja kecil Leyden dapat menikmatikebebasan hati nurani? Lihatlah<br />

daerah-daerah luas di atas mana di daerah pendudukan yang aman damai . . . mereka telah<br />

membawa panji- panji Salib!" -- Speech delivered at Plymouth, Mass., Dec. 22, 1824, p. 11.<br />

"Dan bertanduk <strong>dua</strong> sama seperti anak domba." Tanduk-tanduk seperti tanduk anak domba<br />

itu menyatakan kemudaan, tidak bersalah, kelemah-lembutan, dengan tepat melambangkan<br />

tabiat Amerika Serikat ketika ditunjukkan kepada nabi itu sebagai yang "keluar" di tahun 1798.<br />

Di antara orang-orang Kristen buangan yang pertama melarikan diri ke Amerika dan mencari<br />

suaka dari penindasan kerajaan dan imam-imam yang tidak bertenggang rasa, banyak yang ikut<br />

memutuskan untuk mendirikan sebuah pemerintahan atas dasar kebebasan sipil dan agama.<br />

Pandangan-pandangan mereka mendapat tempat dalam The Declaration of Independence<br />

(Deklarasi Kemerdekaan) yang mengetengahkan kebenaran agung bahwa "semua manusia<br />

diciptakan sama," dan dianugerahi dengan hak yang tidak bisa dicabut bagi "kehidupan,<br />

kebebasan, dan usaha mengejar kebahagiaan." Dan Konstitusi menjamin semua warganegara<br />

berhak menentukan pemerintahan sendiri melalui perwakilan yang dipilih secara bebas untuk<br />

membuat dan menjalankan undang-undang. Kebebasan menganut agama atau kepercayaan juga<br />

dijamin, sehingga setiap orang diizinkan menyembah Allah sesuai dengan dorongan hati<br />

nuraninya. Republikanisme dan Protestantisme menjadi prinsip fundamental bangsa itu. Prinsipprinsip<br />

ini adalah rahasia kekuatan dan kemakmurannya. Orang-orang yang tertindas dan<br />

tertekan dari seluruh dunia Kristen telah berpaling ke negeri ini dengan penuh perhatian dan<br />

harapan. Berjuta-juta orang berusaha mencapai pantainya, dan Amerika Serikat telah bangun<br />

menjadi salah satu negara terkuat di dunia.<br />

Tetapi binatang yang bertanduk seperti anak domba itu "berbicara seperti seekor naga. Dan<br />

seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya. Ia menyebabkan<br />

seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang yang pertama, yang luka parahnya<br />

sudah sembuh, dan . . . ia menyuruh mereka yang diam di bumi supaya mendirikan patung<br />

untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun tetap hidup itu." (Wah. 13:11-14).<br />

294

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!