15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

ditarik dari paus dan dberikan kepada Yesus Kristus.” —D', Aubigne, b. 12, psl. 3. Sementara<br />

Lefevre terus menyebarkan terang itu kepada para mahasiswanya, Farel, seorang yang<br />

bersemangat dalam pekerjaan Yesus, sebagaimana dahulu pada paus, pergi memberitakan<br />

kebenaran, kepada umum. Seorang pejabat gereja, uskup dari Meaux, bergabung dengan<br />

mereka tidak lama kemudian. Guru-guru lain yang tergolong tinggi dalam kemampuan dan<br />

pendidikan, bergabung juga untuk memberitakan Injil. Dan mereka memenangkan banyak<br />

pengikut dari semua golongan, dari kalangan pekerja dan petani sampai ke istana raja. Saudara<br />

perempuan Francis I, yang kemudian menjadi raja, menerima iman yang dibarui itu. Raja<br />

sendiri dan ibu suri, nampaknya untuk sementara menanggapinya dengan baik, dan dengan<br />

sangat mengharap para Pembaru itu memandang ke depan di saat mana Perancis dimenangkan<br />

kepada Injil.<br />

Tetapi harapan-harapan mereka belum terwujud. Pencobaan dan penganiayaan menanti<br />

murid-murid Kristus. Namun hal ini disembunyikan dari pandangan mereka. Satu waktu<br />

kedamaian menyelinginya agar mereka boleh mendapat kekuatan untuk menghadapi bencana,<br />

dan Pembaruan memperoleh kemajuan pesat. Uskup Meaux bekerja dengan bersemangat di<br />

wilayah keuskupannya untuk mengajar para imam maupun orang-orang biasa atau umum.<br />

Imam-imam yang tidak mau perduli atau bodoh dan tidak bermoral dipindahkan sejauh<br />

mungkin, dan diganti dengan orang-orang terpelajar dan yang saleh. Uskup sangat<br />

menginginkan agar orang-orangny mempelajari sendiri firman Allah bagi mereka sendiri, dan<br />

hal ini segera tercapai. Lefevre merasa bertanggung jawab untuk menerjemahkan Alkitab<br />

Perjanjian Baru. Dan pada waktu Alkitab bahasa Jerman terjemahan Luther keluar dari<br />

percetakan di Wittenberg, Alkitab Perjanjian Baru bahasa pe-_ rancis telah diterbitkan di Meaux.<br />

Uskup mengerahkan tenaga dan biaya untuk menyebarkan buku itu di gereja-gerejanya,<br />

sehingga tidak lama para petani Meaux sudah mempunyai Alkitab Perjanjian Baru.<br />

Bagaikan musafir yang kehausan menyambut dengan sukacita mata air hidup, demikianlah<br />

j9wa-jiwa ini menerima pekabaran dari surga. Para pekerja di ladang, para pengrajin di ruang<br />

kerjanya bergembira dalam kerjanya setiap hari sambil membicarakan kebenaran berharga<br />

Alkitab. Pada malam hari, mereka tidak lagi pergi ke bar-bar atau tempat-tempat minumminum<br />

lainnya. Mereka berkumpul di rumah-rumah untuk membaca firman Tuhan, dan berdoa dan<br />

memuji Tuhan bersama-sama. Suatu perubahan besar segera terlihat di masyarakat. Walaupun<br />

mereka tergolong kelompok paling sederhana, yang kurang berpendidikan dan petani yang<br />

bekerja keras, kuasa kasih karunia Allah yang membarui dan meninggikan kelihatan dalam<br />

kehidupan mereka. Mereka berdiri sebagai saksi yang rendah hati, pengasih, dan kudus terhadap<br />

apa yang akan diberikan Injil kepada mereka yang menerimanya dengan sungguh-sungguh.<br />

Terang kebenaran yang dinyalakan di Meaux memancarkan sinarnya sampai ke tempat yang<br />

jauh. Setiap hari bilangan orang yang bertobat terus bertambah. Kemarahan pejabat tinggi<br />

gereja pada satu saat dapat ditahan oleh raja, yang benci kepada kefanatikan sempit para<br />

biarawan. Tetapi akhirnya para pemimpin kepausan memperoleh kemenangan. Sekarang tiang<br />

gantungan sudah didirikan. Uskup Meaux dipaksa untuk memilih antara api dan penarikan<br />

kembali ajaran-ajarannya, lalu ia memilih jalan mudah. Tetapi walaupun pemimpin mereka<br />

140

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!