15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Tiba-tiba ketakutan yang misterius melanda pasukan kepausan, Tanpa membuat sesuatu<br />

untuk melawan, pasukan yang kuat ini tercerai berai dihalau oleh kekuatan yang tidak kelihatan.<br />

Banyak yang disembelih oleh pasukan pengikut-pengikut Huss, yang mengejar musuh yang lari<br />

itu. Dan banyaklah barang-barang rampasan yang jatuh ke tangan pasukan yang menang,<br />

sehingga sebagai gantinya, perang itu membuat kemiskinan, justru membuat orang-orang<br />

Bohemia lebih kaya. Beberapa tahun kemudian, perang suci yang lain direncanakan di bawah<br />

pimpinan paus yang baru. Seperti yang sebelumnya, tentara dan peralatan diambil dari negaranegara<br />

kepausan di Eropa. Banyaklah janji diberikan untuk membujuk orang-orang untuk<br />

bergabung kepada pekerjaan yang berbahaya ini. Pengampunan penuh atas kejahatan yang<br />

paling keji telah dijanjikan bagi setiap orang tentara kepausan. Semua yang tewas dalam<br />

peperangan itu dijanjikan upah besar di surga dan mereka yang selamat akan memperoleh<br />

penghormatan dan kekayaan di medan pertempuran. Sekali lagi pasukan besar telah terkumpul,<br />

dan melintasi perbatasan memasuki Bohemia. Pasukan pengikut Huss menggunakan taktik<br />

mundur di hadapan pasukan penyerang, sehingga musuh semakin jauh masuk ke negeri itu.<br />

Hal ini membuat penyerang mengira bahwa mereka telah memenangkan peperangan.<br />

Akhimya tentera Procopius bertahan dan berbaljk menghadapi musuh, maju menyerang mereka.<br />

Tentara musuh, menyadari kesalahannya, menunggu serangan di perkemahannya. Sementara<br />

suara pasukan yang mendekat terdengar, bahkan sebelum pasukan pengikut Huss terlihat,<br />

kembali kepanikan melanda pasukan kepausan. Para pangeran, para jenderal dan tentara biasa<br />

membuangkan senjata mereka, lalu lari ke segala penjuru. Sia-sia utusan kepausan, yang<br />

memimpin penyerangan itu, berusaha untuk mengumpulkan pasukannya yang sudah ketakutan<br />

dan kucarkacir tak teratur lagi itu. Walaupun ia berusaha keras, ia sendiri pun juga ikut hanyut<br />

dalam arus pelarian. Kekalahan itu sempuma. Dan sekali lagi barang-barang rampasan yang<br />

banyak jatuh ketangan pemenang.<br />

Demikianlah untuk ke<strong>dua</strong> kalinya pasukan yang jumlahnya besar, yang dikirim oleh bangsabangsa<br />

kuat di Eropa, pasukan berani yang siap tempur, dan yang dilatih serta diperlengkapi<br />

untuk berperang, lari tanpa perlawanan dari hadapan para pembela bangsa yang kecil dan lemah.<br />

Di sinilah mani-festasi kuasa Ilahi. Para penyerang telah dipukul mundur dengan teror gaib. Ia<br />

yang mengalahkan tentara Firaun di Laut Merah, yang membuat lari tentara Midian dari<br />

hadapan Gideon dan pasukannya yang berjumlah tiga ratus orang itu, yang pada suatu malam<br />

melumpuhkan pasukan Assur yang angkuh, kembali merentangkan tangan-Nya melumpuhkan<br />

kekuatan penindas. “Di sanalah mereka di timpa kejutan yang besar, padahal tidak ada yang<br />

mengejutkan; sebab Allah menghamburkan tulang-tulang para pengepungmu; mereka akan<br />

dipermalukan, sebab Allah telah menolak mereka” (Mazmur 53:5).<br />

Setelah putus asa tidak berhasil menguasai Bohemia dengan kekuatan senjata, para<br />

pemimpin kepausan akhirnya menggunakan saluran-saluran diplomasi. Mereka mengadakan<br />

kompromi. Sementara mereka mengatakan memberikan kemerdekaan hati nurani kepada<br />

Bohemia, tetapi sebenarnya mereka dikhianati untuk masuk ke dalam kekuasaan Romawi.<br />

Orangorang Bohemia mengajukan empat tuntutan sebagai syarat perdamaiannya dengan Roma:<br />

Kebebasan mengkhotbahkan Alkitab; hak seluruh jemaat atas roti dan anggur dalam perjamuan<br />

70

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!