15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

pemerintahan sipil. Sejenis gereja negarapun dibentuk, semua orang diharuskan memberikan<br />

kontribusi untuk mendukung para alim ulama, dan para hakim diberi wewenang untuk<br />

menindas bida'ah. Dengan demikian kekuasaan pemerintahan berada di tangan gereja. Tidak<br />

berapa lama sesudah semua tindakan ini menuntun kepada akibat yang tidak terelakkan --<br />

penganiayaan.<br />

Sebelas tahun sesudah terbentuknya pemukiman yang pertama, Roger Williams datang ke<br />

Dunia Baru, Amerika. Seperti para musafir yang mula-mula, ia datang untuk menikmati<br />

kebebasan. Tetapi tidak seperti mereka, ia melihat, -- apa yang dilihat hanya oleh sedikit orang<br />

pada waktu itu -- bahwa kebebasan ini adalah hak semua orang yang tidak bisa dicabut atau<br />

dipindahkan, apapun yang menjadi keyakinannya. Ia adalah seorang pencari kebenaran yang<br />

sungguh-sungguh, yang bersama Robinson percaya bahwa tidaklah mungkin bahwa semua<br />

terang dari firman Allah telah diterima. "William adalah orang pertama dalam dunia Kristen<br />

modern yang membentuk pemerintahan sipil berdasarkan doktrin kebebasan hati nurani,<br />

kesamaan pendapat dihadapan hukum." -- Bancroft, Part I, ch5, par. 16.<br />

Ia menyatakan bahwa adalah tugas hakim untuk menekan kejahatan tetapi tidak untuk<br />

mengontrol hati nurani. "Masyarakat atau pengadilan boleh memutuskan," katanya, "apa yang<br />

patut dari seorang kepada orang lain. Tetapi pada waktu mereka mencoba menetapkan<br />

kewajiban manusia kepada Allah, maka mereka tidak pada tempatnya lagi, dan tidak ada<br />

keamanan lagi. Karena adalah jelas bahwa jikalau pengadilan mempunyai kuasa, ia boleh<br />

mendekritkan seperangkat pendapat atau kepercayaan hari ini dan yang lain lagi besok,<br />

sebagaimana yang telah dilakukan di Inggeris oleh raja-raja dan ratu-ratu, dan oleh berbagai<br />

paus dan konsili-konsili dalam Gereja Katolik. Jadi kepercayaan itu menjadi tumpukan<br />

kebingungan." -- Martyn, Vol. V, p. 340.<br />

Kehadiran pada perbaktian di gereja yang sudah ditetapkan diharuskan berdasarkan undangundang,<br />

yang diancam dengan hukuman denda atau penjara bagi yang tidak<br />

menurutinya."Williams menolak hukum itu. Peraturan yang paling buruk dalam undang-undang<br />

Inggeris ialah yang memaksa seseorang untuk memasuki gereja. Memaksa seseorang untuk<br />

bersatu dengan mereka yang berbeda kepercayaan, ia menganggap itu sebagai pelanggaran<br />

terang-terangan terhadap hak-hak alamiah mereka. Menyeret orang-orang yang tidk beragma<br />

dan yang tidak mau ke perbaktian umum tampaknya hanyalah suatu tuntutan yang munafik . . . .<br />

'Tak seorangpun boleh terikat untuk berbakti, atau' ia menambahkan, 'mempertahankan<br />

perbaktian yang berlawanan kepada kemauannya.' 'Apa!' seru lawan-lawannya, yang heran<br />

melihat pengajarannya, 'bukankah pekerja patut mendapat upah?' 'Ya.' jawabnya, 'dari mereka<br />

yang menggajinya.'" -- Bancroft, Part I, Ch. 15, par. 2.<br />

Roger Williams dihargai dan dikasihi sebagai seorang pendeta yang setia, seorang yang<br />

mempunyai karunia-karunia yang jarang dimiliki orang lain, mempunyai integritas yang tidak<br />

bisa dibengkokkan, dan kedermawanan yang benar. Namun penolakannya yang gigih terhadap<br />

hak pengadilan sipil atas wewenng gereja dan tuntutannya untuk kebebasan beragama, tidak<br />

bisa diterima. Penggunaan doktrin barunya akan menggulingkan fundamen negara dan<br />

pemerintahan negeri itu. -- Idem, par. 10. Ia dijatuhi hukuman pengasingan dari koloni itu, dan<br />

185

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!