15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

berteriak, "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" - semua<br />

melihat kekejaman kesalahan mereka. Sia-sia mereka berusaha menyembunyikan diri dari<br />

keagungan wajah ilahi, yang melebihi kemuliaan sinar matahari, sementara umat yang ditebus<br />

meletakkan mahkota-mahkota mereka dikaki Juru Selamat, sambil berseru, "Dia mati bagiku!"<br />

Di antara kelompok orang-orang yang ditebus itu terdapat rasul-rasul Kristus, Paulus yang<br />

gagah perkasa, Petrus yang bersemangat, Yohanes yang kekasih dan mengasihi, dan saudarasaudara<br />

mereka yang berhati tulus; dan bersama-sama mereka rombongan besar orang yang<br />

mati syahid; sementara diluar tembok, dengan segala perkara kejijikan dan kekejian, terdapat<br />

mereka yang menganiaya, memenjarakan dan yang membunuh. Di sana ada Nero, si monster<br />

kekejaman dan kebengisan, memandang mereka yang pernah disiksanya bersukacita dan<br />

ditinggikan, dan yang di dalam penderitaan mereka yang sangat dia bersuka-suka. Ibunya ada di<br />

sana menyaksikan akibat dari pekerjaannya; melihat bagaimana tabiat jahat dipindahkan kepada<br />

anaknya, hawa nafsu yang didorong dan dikembangkan oleh pengaruh dan teladannya, telah<br />

membuahkan kejahatan-kejahatan yang menyebabkan dunia ini goncang.<br />

Di sana ada juga para imam dan pejabat gereja pengikut kepausan, yang mengatakan dirinya<br />

duta-duta Kristus, namun menggunakan rak-rak penyiksa, penjara-penjara bawah tanah dan<br />

tiang-tiang gantungan untuk mengendalikan hati nurani umat Tuhan. Di sana ada para uskup<br />

yang angkuh yang meninggikan diri melebihi Allah, dan memberanikan dirimengubah hukum<br />

Yang Mahatinggi. Para pater gereja yang berpura-pura mempunyai perhitungan dengan Allah di<br />

mana mereka tidak bisa dimaafkan. Terlambat mereka menyadari bahwa Yang Mahatahu<br />

merasa cemburu akan hukum-Nya dan bahwa Ia tidak akan membiarkan mereka yang besalah.<br />

Sekarang mereka tahu bahwa Kristus menyamakan perhatian-Nya dengan umat-Nya yang<br />

menderita; dan mereka merasakan kuasa kata-kata-Nya, "Sesungguhnya segala sesuatu yang<br />

kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah<br />

melakukannya untuk Aku." (Mat. 25:40). Segenap dunia yang jahat ini berdiri menghadap<br />

pengadilan Allah, dalam tuduhan pengkhianatan besar terhadap pemerintahan Surga. Tak<br />

seorangpun yang membela mereka; tiada maaf bagi mereka; dan keputusan hukuman matiyang<br />

kekal telah dinyatakan bagi mereka.<br />

Sekarang nyatalah bagi semua orang bahwa upah dosa bukanlah kebebasan agung dan<br />

kehidupan yang kekal, tetapi perhambaan kebinasaan dan kematian. Orang-orang fasik melihat<br />

apa yang telah hilang darimereka oleh karena kehidupan mereka yang memberontak. Bobot<br />

kemuliaan yang tak terkira dan kekal mereka remehkan pada waktu ditawarkan kepada mereka,<br />

tetapi sekarang betapa hal itu sangat diperlukan. "Semua ini," teriak jiwa yang hilang itu,<br />

"sebenarnya bisa saya peroleh, tetapi saya memilih untuk menjauhkan hal-hal ini dari saya. Oh,<br />

betapa suatu penyesalan yang menyedihkan! Saya telah menukarkan perdamaian, kebahagiaan<br />

dan kehormatan dengan kemalangan, kehinaan dan keputusasaan." Semua mereka melihat<br />

bahwa tindakan tidak mengizinkan mereka masuk ke Surga adalah adil. Melalui kehidupan<br />

mereka, mereka telah menyatakan, "Kita tidak mau Yesus ini memerintah kita."<br />

Orang fasik itu terpesona menyaksikan penobatan Anak Allah. Mereka melihat ke<strong>dua</strong> loh<br />

batu hukum ilahi itu di tangan-Nya, undang-undang yang telah mereka benci dan langgar.<br />

457

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!