15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

cantik dan baka. Semua noda cacad telah ditinggalkan di dalam kubur. Dipulihkan kepada<br />

pohon kehidupan yang ada di taman Firdaus yang telah lama hilang itu, umat tebusan "akan<br />

berjingkrak-jingkrak" (Mal. 4:2) bertumbuh kepada perawakan penuh manusia pada kemuliaan<br />

permulaan dunia dijadikan. Bekas-bekas terakhir kutuk dosa akan dihilangkan, dan umat<br />

Kristus yang setia akan tampak "dalam kemuliaan Tuhan, Allah kita," di dalam pikiran, jiwa<br />

dan tubuh memantulkan gambar sempurna Tuhan mereka. O, penebusan yang ajaib! yang telah<br />

lama dibicarakan, telah lama diharapkan dan direnungkan dengan kerin<strong>dua</strong>n yang mendalam,<br />

tetapi yang tidak pernah dimengerti sepenuhnya.<br />

Orang benar yang masih hidup "diubahkan dalam sekejap mata." Pada waktu Allah bersuara<br />

mereka telah dimuliakan, dan dengan bangkitnya orang-orang kudus mereka diangkat untuk<br />

menemui Tuhan mereka di awang-awang. Malaikat- malaikat "mengumpulkan orang-orang<br />

pilihan dari keempat penjuru mata angin, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain."<br />

Anak-anak kecil dibawa oleh malaikat-malaikat suci keharibaan ibu mereka. Teman-teman<br />

yang sudah lama dipisahkan oleh kematian dipersatukan, tidak pernah lagi akan berpisah, dan<br />

dengan nyanyian kesukaan naik bersama-sama ke dalam kota Allah.<br />

Pada ke<strong>dua</strong> sisi kereta kencana awan itu terdapat sayap-sayap dan di bawahnya ada rodaroda<br />

hidup, dan sementara kereta kencana itu bergerak menuju ke atas, roda-roda itu berbunyi,<br />

"Kudus," dan sayap-sayap itu berbunyi "Kudus, kudus, kudus Tuhan Allah Yang Mahakuasa."<br />

Dan umat yang ditebus itu berseru, "Haleluyah!" sementara kereta itu terus bergerak menuju<br />

Yerusalem Baru. Sebelum memasuki kota Allah, Juru Selamat menganugerahkan kepada para<br />

pengikut-Nya lambang kemenangan dan menyematkan kepada mereka lencana kerajaan.<br />

Barisan arak-arakan yang berkilauan itu di tarik ke atas dalam bentuk lekuk segiempat<br />

mengelilingi Raja mereka, yang bentuk perawakan-Nya lebih tinggi mengatasi orang-orang<br />

kudus dan malaikat, yang wajah-Nya bercahaya kepada mereka penuh dengan kasih yang besar.<br />

Rombongan besar umat tebusan yang tak terhitung banyaknya itu menujukan pandangan<br />

mereka kepada-Nya, setiap mata memandang kemuliaan Dia yang "tampang-Nya telah<br />

dirusakkan lebih dari manusia manapun dan bentuk-Nya melebihianak-anak manusia." Diatas<br />

kepala orang-orang yang menang, Yesus dengan tangan kanan-Nya sendiri meletakkan mahkota<br />

kemuliaan. Ada mahkota bagi setiap orang yang bertuliskan "nama baru" (Wah. 2:17) masingmasing,<br />

dan tulisan yang berbunyi "Kekudusan bagi Tuhan." Kepada setiap tangan diberikan<br />

daun palem kemenangan dan kecapi yang bercahaya. Kemudian, pada waktu pemimpin<br />

malaikat memainkan lagu, setiap tangan memetik tali kecapi dengan mahirnya, menghasilkan<br />

musik yang bersuara lembut merdu. Kegembiraan yang tidak terkatakan menggetarkan setiap<br />

hati, dan setiap suara diangkat dalam pujian syukur, "Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang<br />

telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya -- dan yang telah membuat kita menjadi<br />

suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, -- bagi Dialah kemuliaan dan kuasa<br />

selama-lamanya. Amin." (Wah. 1:5,6).<br />

Di hadapan umat tebusan tampaklah kota suci itu. Yesus membuka lebar-lebar pintu-pintu<br />

gerbang mutiaranya dan bangsa-bangsa yang telah memelihara kebenaran masuk ke dalamnya.<br />

Di sana mereka memandang Firdaus Allah, tempat kediaman Adam sebelum ia berdosa.<br />

440

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!