15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Dapatkah mereka yang hidupnya telah dihabiskan dalam pemberontakan melawan Allah<br />

tiba-tiba diangkat ke Surga, dan menyaksikan keadaan kesempurnaan yang tinggi dan suci yang<br />

selamanya ada di sana -- setiap jiwa dipenuhi dengan kasih, setiap wajah bersinar dengan<br />

sukacita, musik yang merdu menggugah hati dalam nada-nada musik yang berkumandang<br />

memuliakan Allah dan Anak Domba, dan cahaya terang yang tak berkesudahan bersinar ke atas<br />

umat-umat tebusan dari wajah Dia yang duduk di atas takhta itu -- dapatkah mereka yang<br />

hatinya dipenuhi kebencian kepada Allah, kepada kebenaran dan kepada kesucian, berbaur<br />

dengan warga surgawi dan menyanyikan lagu-lagu pujian bersama mereka? Dapatkah mereka<br />

menahan kemuliaan Allah dan kemuliaan Anak Domba itu?<br />

Tidak, sama sekali tidak. Bertahun- tahun kesempatan masa percobaan telah diberikan<br />

kepada mereka, agar mereka bisa membentuk tabiat untuk Surga. Tetapi mereka tidak pernah<br />

melatih pikiran untuk mengasihi kemurnian, mereka tidak pernah mempelajari bahasa Surga,<br />

dan sekarang sudah terlambat. Suatu kehidupan pemberontakan melawan Allah telah membuat<br />

mereka tidak layak masuk ke dalam Surga. Kemurniannya, kekudusannya dan kedamaiannya<br />

menjadi siksaan bagi mereka, dan kemuliaan Allah menjadi api yang menghanguskan. Mereka<br />

akan lebih suka meninggalkan tempat kudus itu. Mereka menyambut kebinasaan agar mereka<br />

bisa disembunyikan dari wajah Dia yang mati untuk menebus mereka. Nasib orang fasik itu<br />

ditentukan oleh pilihan mereka sendiri. Tidak masuknya mereka ke Surga adalah atas kemauan<br />

mereka sendiri, dan keadilan dan kemurahan di pihak Allah. Sebagaimana air pada waktu banjir,<br />

api dari hari yang besar itu menyatakan keputusan Allah, bahwa orang jahat tidak dapat<br />

dipulihkan. Mereka tidak mempunyai sikap untuk menyerah kepada kekuasaan ilahi. Kemauan<br />

mereka telah dilakukan dalam pemberontakan, dan bilamana kehidupan berakhir, sudah<br />

terlambat untuk berbalik ke jurusan yang berlawanan, terlambat untuk berbalik dari pelanggaran<br />

kepada penurutan, dari kebencian kepada kasih.<br />

Dalam membiarkan Kain, pembunuh itu, hidup, Allah memberikan kepada dunia ini suatu<br />

contoh mengenai apa akibatnya membiarkan orang berdosa hidup meneruskan kejahatan yang<br />

tidak terkendalikan. Melaluipengaruh pengajaran dan teladan Kain, keturunannya telah dituntun<br />

ke dalam dosa, sampai "kejahatan manusia besar di bumi," dan "segala kecenderungan hatinya<br />

selalu membuahkan kejahatan." "Adapun bumi itu telah rusak di hadapan Allah dan penuh<br />

dengan kekerasan." (Kej. 6:5,11).<br />

Dalam kemurahan hati-Nya kepada dunia ini, Allah menghapuskan penduduk yang jahat<br />

pada zaman Nuh. Dalam kemurahan ia membinasakan penghuni Sodom yang rusak. Melalui<br />

kuasa penipuan Setan, para pelaku kejahatan mendapat simpati dan kekaguman, dan dengan<br />

demikian senantiasa menuntun orang-orang lain kepada pemberontakan. Demikianlah halnya<br />

pada zaman Kain dan zaman Nuh, dan pada zaman Abraham dan Lot. Demikian juga halnya<br />

pada zaman kita. Adalah dalam kemurahan kepada alam semesta ini sehingga pada akhirnya<br />

Allah akan membinasakan penolak-penolak kasih karunia-Nya.<br />

"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus<br />

Yesus." (Roma 6:23). Sementara kehidupan adalah warisan orang yang benar, kematian adalah<br />

bagian dari orang jahat. Musa mengatakan kepada orang Israel, "Ingatlah, aku menghadapkan<br />

366

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!