15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Bab 14 — Para Pembaru Inggris Yang Muncul<br />

Kemudian<br />

Sementara Luther telah membuka Alkitab yang tertutup bagi orang Jerman, Tyndale telah<br />

didorong oleh Roh Allah untuk melakukan hal yang sama bagi orang Inggris. Alkitab Wycliffe<br />

telah diterjemahkan dari bahasa Latin, yang berisi banyak kesalahan. Buku itu tidak pernah<br />

dicetak, dan harga naskah-naskahnya sangat mahal, sehingga hanya sedikit orang-orang kaya<br />

atau bangsawan yang dapat memilikinya. Lebih jauh, sirkulasi peredarannya terbatas, karena<br />

dilarang oleh gereja. Pada tahun 1516, setahun sebelum munculnya tesis Luther, Erasmus telah<br />

menerbitkan Peijanjian Baru edisi Yunani dan Latin. Sekarang untuk pertama kalinya firman<br />

Allah dicetak dalam bahasa aslinya. Dalam cetakan ini kesalahan-kesalahan yang banyak<br />

terdapat pada versi-versi sebelumnya diperbaiki, dan artinya lebih diperjelas. Buku ini<br />

menuntun golongan kaum terpelajar untuk mengetahui kebenaran itu lebih baik, dan<br />

memberikan dorongan baru bagi pekerjaan pembaruan. Tetapi orang-orang biasa masih<br />

terhalang dari firman Allah. Tyndale meneruskan usaha Wycliffe untuk memberikan Alkitab<br />

kepada bangsanya.<br />

Sebagai seorang mahasiswa dan pencari kebenaran yang sungguh-sungguh, ia telah<br />

menerima Injil dari buku Perjanjian Baru bahasa Jerman, terjemahan Erasmus. Ia<br />

mengkhotbahkan keyakinannya tanpa takut, dan mengajak agar semua doktrin diuji dengan<br />

Alkitab. Terhadap tuntutan pengikut paus yang mengatakatn bahwa gereja telah memberikan<br />

Alkitab dan gereja sendirilah yang boleh menerangkannya, Tyndale memberikan tanggapannya,<br />

“Tahukah kamu siapa yang mengajar burung elang menemukan m angsanya? Ya, Allah yang<br />

sama mengajar anak-anak-Nya yang lapar untuk menemukan Bapa mereka di dalam firman-<br />

Nya. Alkitab tidak pernah diberikan kepada kami, bahkan kamu sendirilah yang telah<br />

menyembunyikan Alkitab itu dari kami. Kamulah yang membakar mereka yang<br />

mengajarkannya, dan kalau kamu dapat, kamu akan membakar Alkitab itu sendiri.”—<br />

D’Aubigne, b. 18, psl. 4.<br />

Pengajaran Tyndale membangkitkan minat besar orang-orang. Banyak yang menerima<br />

kebenaran. Tetapi imam-imam berjaga-jaga. Segera setelah Tyndale meninggalkan tempat itu,<br />

mereka berusaha memusnahkan pekerjaan itu dengan ancaman-ancaman dan tafsiran-tafsiran<br />

yang salah. Seringsering mereka berhasil. “Apakah yang harus dilakukan?” serunya.<br />

“Sementara saya menabur di suatu tempat, musuh-musuh merusakkan ladang-ladang yang baru<br />

saja saya tinggalkan. Saya tidak bisa berada di mana-mana. Oh, jika seandainya orang-orang<br />

Kristen memiliki Alkitab dalam bahasanya sendiri, mereka akan dapat bertahan terhadap<br />

pemutarbalikan ini. Tanpa Alkitab tidak mungkin memantapkan anggota awam dalam<br />

kebenaran.”—Ibid,<br />

Sekarang ia mempunyai gagasan baru dalam pikirannya. “Nyanyian mazmur dinyanyikan di<br />

Bait Suci TUHAN dalam bahasa Israel”, katanya. “Bukankah seharusnya kabar Injil itu<br />

disampaikan dalam bahasa Inggris di lingkungan kita sendiri? . . . Haruskah gereja mempunyai<br />

162

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!