15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Hamba-hamba Allah yang setia tidak bekerja sendiri. Sementara "para penguasa dan kuasakuasa<br />

serta roh-roh jahat di udara" bersekutu melawan mereka, Tuhan tidak melupakan umat-<br />

Nya. Sekiranya mata mereka dibuka, mereka akan melihat bukti-bukti kehadiran dan<br />

pertolongan ilahi sebagaimana yang telah diberikan kepada nabi zaman dahulu. Pada waktu<br />

hamba Elisha menunjukkan kepada tuannya bala tentera musuh yang mengelilingi mereka, dan<br />

tidak lagi mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri, nabi itu berdoa kepada Allah, "Ya<br />

Tuhan. Bukalah kiranya matanya supaya ia melihat." ( 2 Raja 6:17). Dan lihatlah, bukit-bukit<br />

penuh dengan kereta perang dan kuda-kuda api, balatentera Surga betugas untuk melindungi<br />

umat Allah. Demikianlah malaikat-malaikat mengawal pekerja-pekerja Pembaharuan.<br />

Salah satu prinsip yang paling kuat dipertahankan oleh Luther adalah agar jangan<br />

menggunakan kuasa duniawiuntuk mendukung Pembaharuan, dan tidak boleh meminta senjata<br />

untuk mempertahankannya. Ia bersukacita sebab Injil itu telah diakui oleh para pangeran<br />

kekaisaran. Tetapi pada waktu mereka mengusulkan untuk bersatu dalam sebuah persekutuan<br />

pertahanan, ia mengatakan bahwa "doktrin Injil itu harus dipertahankan oleh Allah sendiri . . . .<br />

Semakin sedikit campur tangan manusia pada pekerjaan itu, semakin besar campur tangan Allah<br />

untuk mempertahankannya. Semua pencegahan politik yang diusulkan di sini, dalam<br />

pandangannya, adalah disebabkan oleh ketakutan yang tidak sepantasnya dan ketidakpercayaan<br />

yang penuh dosa." -- D'Aubigne, b. 10, Ch. 14 (ed. London).<br />

Ketika musuh-musuh yang kuat bersatu untuk meruntuhkan iman yang diperbaharui itu, dan<br />

ribuan pedang akan dihunus untuk menumpas mereka, Luther menulis, "Setan sedang<br />

mengamuk; uskup yang tidak beriman sedang bersekongkol, dan kita diancam untuk berperang.<br />

Ajaklah orang-orang berjuang dengan berani di hadapan takhta Tuhan oleh iman dan<br />

permintaan doa, agar musuh-musuh kita, dikalahkan oleh Roh Allah dan perdamaian boleh<br />

didapat. Kebutuhan utama kita, usaha utama kita ialah berdoa. Biarlah semua orang tahu bahwa<br />

mereka sekarang sedang berada di ujung pedang kemarahan Setan, dan biarlah mereka berdoa."<br />

-- D'Aubigne, b. 10, ch4.<br />

Sekali lagi, pada hari kemudian, sehubungan dengan persekutuan yang dimaksudkan oleh<br />

para pangeran pembaharuan, Luther menyatakan bahwa senjata satu-satunya yang digunakan<br />

dalam peperangan ini adalah "pedang Roh." Ia menulis kepada penguasa (elector) dari Saxony,<br />

"Kita tidak bisa dengan hati nurani kita menyetujui persekutuan yang disarankan. Lebih baik<br />

kita mati sepuluh kali daripada melihat Injil kita menyebabkan setetes darah tertumpah. Bagian<br />

kita hanyalah seperti domba di pembantaian. Salib Kristus harus dipikul. Biarlah yang mulia<br />

tidak takut. Kita akan berbuat lebih banyak oleh doa-doa kita daripada semua musuh-musuh<br />

kita dengan kesombongannya. Hanya janganlah membiarkan tanganmu dikotori oleh darah<br />

saudara-saudaramu. Jikalau kaisar mengharuskan kita diserahkan ke pengadilannya, kita siap<br />

tampil. Anda tidak bisa mempertahankan iman kita: masing-masing harus percaya pada risiko<br />

dan bahaya sendiri." -- Idem, b. 14, Ch. 1<br />

Dari tempat berdoa tersembunyi datanglah kuasa yang menggoncangkan dunia dengan<br />

Pembaharuan Agung itu. Di sana dengan ketenangan yang kudus, hamba-hamba Allah<br />

menjejakkan kakinya di atas batu janji-janji-Nya. Selama pergumulan di Augsburg, Luther<br />

136

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!