15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

Charles sendiri, dalam menanggapi protes itu, berkata, "Walaupun kehormatan dan iman<br />

harus dilenyapkan dari seluruh muka bumi ini, mereka seharusnya mendapatkan perlindungan<br />

didalam hati para pangeran." Idem, b. 7, Ch. 9. Charles lebih jauh dibujuk oleh musuh Luther<br />

yang keras agar memperlakukan Pembaharu itu seperti yang dilakukan Sigismund kepada Huss,<br />

menyerahkannya kepada kemurahan hati gereja. Tetapi setelah mengenang peristiwa pada<br />

waktu Huss, dihadapan pengadilan, menunjuk kepada rantainya dan mengingatkan raja akan<br />

janji imannya, Charles V. menyatakan, "Saya tidak suka dipermalukan seperti Sigismund" Lihat<br />

Lenfant, "History of the Council of Constance, " Vol. I, p. 422. Namun demikian, Charles<br />

dengan sengaja menolak kebenaran yang disampaikan oleh Luther. "Saya dengan teguh<br />

berketetapan untuk mengikuti teladan leluhur saya," tulis raja. Ia telah memutuskan bahwa ia<br />

tidak akan menyimpang dari kebiasaan walaupun dalam jalan kebenaran.Ia akan meninggikan<br />

kepausan dengan segala kejahatannya oleh karena ayahnya berbuat demikian. Dengan demikian<br />

ia mengambil pendirian, menolak menerima setiap terang yang melebihi apa yang para<br />

leluhurnya sudah terima atau melaksanakan sesuatu tugas yang mereka tidak laksanakan.<br />

Sekarang ini ada banyak banyak orang yang bergantung kepada adat kebiasaan dan tradisi<br />

para leluhurnya. Bilamana Allah mengirimkan kepada mereka terang tambahan, mereka<br />

menolaknya, karena tidak diberikan sebelumnya kepada leluhurnya, sehingga mereka tidak mau<br />

menerimanya. Kita tidak ditempatkan ditempat leluhur kita. Sebagai akibatnya tugas tugas dan<br />

tanggungjawab kita tidak sama dengan mereka . Kita tidak akan berkenan kepada Allah kalau<br />

kita mencari teladan leluhur untuk menentukan tugas, gantinya kita menyelidiki sendiri Firman<br />

kebenaran itu. Tanggungjawab kita lebih besar dari nenek moyang kita. Kita bertanggungjawab<br />

ats terang yang mereka terima, dan yang diturunkan kepada kita sebagai warisan bagi kita. Dan<br />

kita juga bertanggungjawab atas terang tambahan yang sekarang bersinar atas kita dari firman<br />

Allah.<br />

Kristus berkata kepada orang Yahudi yang tidak percaya, "Sekiranya aku tidak datang dan<br />

tidak berkata kata kepada mereka, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang mereka tidak<br />

mempunyai dalih bagi dosa mereka"( Johanes 15:22). Kuasa ilahi yang sama telah berbicara<br />

melalui Luther kepada kaisar dan para pangeran Jerman. Dan sementara terang bersinar dari<br />

firman Allah, Roh Nya membujuk para hadirin untuk yang terakhir kalinya. Seperti Pilatus<br />

berabad abad yang lalu, membiarkan kesombongan dan popularitas menutup hatinya terhadap<br />

Penebus dunia; seperti Felix yang berkata kepada utusan kebenaran, "Cukuplah dahulu dan<br />

pergilah sekarang; apabila ada kesempatan baik, aku akan menyuruh memanggil engkau;" dan<br />

seperti Agrippa yang sombong mengakui, "Hampir hampir saja kauyakinkan aku menjadi orang<br />

Kristen,"( <strong>Kisah</strong> 24:25; 26:28), namun berpaling dari pekabaran Surgawi itu, demikianlah<br />

Charles V., yang menyerah kepada ketentuan kesombongan dan kebijakan duniawi, sehingga<br />

memutuskan menolak terang kebenaran.<br />

Desas desus mengenai tindakan terhadap Luther telah tersebar luas, menyebabkan<br />

kegemparan besar diseluruh kota itu. Pembaharu itu telah mempunyai banyak sahabat, yang<br />

bertekad untuk tidak mengorbankannya, karena mereka mengetahui kekejaman yang akan<br />

dilakukan oleh Roma kepada semua orang yang berani mengungkapkan kekejamannya. Ratusan<br />

104

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!