15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

dengan segera." Ridley dan Latimer, yang mengorbankan hidupnya demi kebenaran,<br />

memandang dengan iman kepada kedatangan Tuhan. Ridley menulis, "Dunia ini tanpa raguragu<br />

-- hal ini saya percayai dan oleh sebab itu saya mengatakannya -- menuju kepada akhirnya.<br />

Marilah kita bersama-sama Yohanes, hamba Allah itu, berseru di dalam hati kita kepada Juru<br />

Selamat kita Kristus, Datanglah, Tuhan Yesus, datanglah!" -- Idem, pp. 151, 145.<br />

"Pikiran mengenai kedatangan Tuhan," kata Baxter, "adalah yang paling manis dan yang<br />

penuh sukacita bagiku." -- Baxter, Richard, "Works," Vol. XVII, p. 555. "Itu adalah pekerjaan<br />

iman dan tabiat orang-orang saleh-Nya untuk mencintai kedatangan-Nya dan menantikan<br />

pengharapan yang berbahagia itu." "Jikalau kematian adalah musuh terakhir yang akan<br />

dibinasakan pada waktu kebangkitan, kita tahu betapa sungguh-sungguh umat-umat percaya<br />

seharusnya merindukan dan mendoakan kedatangan Kristus yang ke<strong>dua</strong> kali itu, ketika<br />

penaklukan terakhir dan sepenuhnya akan dilakukan ." -- Idem, p. 500. "Inilah hari yang semua<br />

orang percaya harus rindukan, dan harapkan, dan tunggu, sebagai pencapaian pekerjaan<br />

penebusan mereka, dan semua usaha dan kerin<strong>dua</strong>n jiwa mereka." "Segerakanlah, ya, Tuhan,<br />

hari yang berbahagia ini." -- Baxter, "Works," Vol. XII, pp. 182,183. Begitulah pengharapan<br />

gereja pada zaman rasul-rasul, pengharapan "gereja di padang belantara," dan pengharapan para<br />

Pembaharu.<br />

Nubuatan bukan hanya meramalkan cara dan tujuan kedatangan Kristus, tetapi juga<br />

memberikan tanda-tanda oleh mana orang-orang mengetahui bahwa kedatangan itu sudah dekat.<br />

Yesus berkata, "Dan akan ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang,"<br />

(Lukas 21:25). ". . . mata hari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintangbintang<br />

akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang<br />

akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-<br />

Nya." (Markus 13:24-26). Pewahyu menjelaskan tanda pertama yang mendahului kedatangan<br />

ke<strong>dua</strong> kali itu, "sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam<br />

bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah." ( Wahyu 6:12).<br />

Tanda-tanda ini telah disaksikan sebelum abad kesembilan belas. Sebagai kegenapan<br />

nubuatan ini telah terjadi pada tahun 1755, gempa bumi yang paling dahsyat yang pernah<br />

dicatat. Walaupun biasanya dikenal sebagai gempa Lissabon, gempa itu menjangkau sebagian<br />

besar Eropa, Afrika dan Amerika. Gempa itu dirasakan juga di Greenland, di pulau-pulau<br />

Hindia Barat, di pulau Madeira, di Norwegia dan Swedia, di Britania Raya dan Irlandia. Gempa<br />

itu menyebar luas ke tidak kurang dari empat juta mil bujur sangkar. Di Afrika, getaran<br />

dirasakan sekeras seperti di Eropa. Sebagian besar Aljazair hancur, dan tidak jauh dari Marokko,<br />

suatu perkampungan yang berpenduduk delapan sampai sepuluh ribu orang penduduk telah<br />

ditelan bumi. Gelombang laut yang besar dan ganas menyapu pantai Spanyol dan Afrika,<br />

melanda kota-kota dan menimbulkan kebinasaan besar.<br />

Goncangan yang paling kuat terjadi di Spanyol dan Portugis. Di Cadiz gelombang yang<br />

menyapu dikatakan setinggi 60 kaki. Gunung-gunung, "beberapa buah yang tertinggi di<br />

Portugis, telah bergoncang dengan sangat kuat, seolah-olah goncangan itu datang dari dasarnya.<br />

Dan beberapa diantaranya terbelah di puncaknya dan bongkahan-bongkahannya terlepas dan<br />

193

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!