15.04.2023 Views

Kisah Spiritual dua Kota

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

Para rohaniwan dan para bangsawan dipaksa menyerah kepada kekejaman rakyat yang sudah bangkit naik pitam itu. Kehausan mereka untuk membalas dendam dirangsang oleh kematian raja; dan dia yang mendekritkan kematiannya, segera juga menyusul ke tiang gantungan pembakaran. Suatu pembunuhan umum atas semua yang dicurigai memusuhi Revolusi telah ditetapkan. Penjara-penjara penuh sesak, pada suatu waktu berisi lebih dari dua ratus ribu orang tawanan. Kota-kota kerajaan itu dipenuhi horor. Satu golongan atau kelompok revolusionis melawan golongan atau kelompok lain. Dan Perancis menjadi medan persaingan massa, digoncang oleh kekejaman hawa nafsu mereka. “Di Paris huru-hara dan kerusuhan susul menyusul, dan penduduk terbagi-bagi dalam faksi-faksi, yang tampaknya tidak ada maksud lain selain saling membinasakan atau menyingkirkan.” Dan sebagai tambahan kepada penderitaan umum, bangsa ini menjadi terlibat dalam perang yang berkepanjangan yang paling merusakkan, dengan kekuasaan-kekuasaan besar. “Negara itu hampir-hampir bangkrut. Tentara berteriak karena tunggakan gaji mereka, orang-orang Paris kelaparan, daerah-daerah diporak-porandakan oleh perampok-perampok, dan peradaban hampir dilenyapkan dalam kekacauan dan kebebasan.”

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Kisah</strong> <strong>Spiritual</strong> Dua <strong>Kota</strong><br />

ditunjuk. Dengan ketepatan militer, barisan-barisan yang rapat itu maju melalui permukaan<br />

bumi yang berlobang-lobang dan tidak rata menuju kota Allah. Atas perintah Yesus pintu<br />

gerbang kota Yerusalem Baru ditutup, dan tentera Setan mengelilingi dan mengepung kota itu,<br />

dan bersiap untuk penyerangan.<br />

Sekarang sekali lagi Kristus menampakkan diri kepada musuh-musuh-Nya. Jauh di atas kota<br />

itu, di atas fondasi emas murni, ada takhta yang terangkat tinggi. Di atas takhta ini duduk Anak<br />

Allah, dan di sekeliling-Nya berada rakyat kerajaan-Nya. Kekuasaan dan kebesaran Kristus tak<br />

ada bahasa yang dapat menerangkannya, tak ada pena yang dapat melukiskannya. Kemuliaan<br />

Bapa Kekal menutupi Anak-Nya. Gemerlap terang hadirat-Nya memenuhi kota Allah, dan<br />

memancar keluar dari pintu-pintu gerbangnya, membanjiri seluruh dunia dengan kilauan<br />

cahayanya.<br />

Paling dekat kepada takhta itu terdapat mereka yang pada suatu waktu sangat bergiat dalam<br />

usaha Setan, tetapi yang telah ditarik seperti puntung dari dalam api dan yang telah mengikuti<br />

Juru Selamat dengan penyerahan yang dalam dan sungguh-sungguh. Berikutnya adalah mereka<br />

yang menyempurnakan tabiat Kristen di tengah-tengah kepalsuan dan ketidaksetiaan, mereka<br />

yang menghormati hukum Allah pada waktu dunia Kristen menyatakannya tidak berlaku lagi,<br />

dan berjuta-juta orang yang telah mati syahid oleh karena iman mereka dari segala zaman. Dan<br />

di belakang mereka ini terdapat "suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat dihitung<br />

banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di<br />

hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan<br />

mereka." (Wah. 7:9). Peperangan mereka telah berakhir, dan mereka telah menang. Mereka<br />

telah berlari di dalam perlombaan, dan telah memenangkan hadiahnya. Daun-daun palem di<br />

tangan mereka adalah lambang kemenangan, jubah putih adalah lambang kebenaran Kristus<br />

yang tak bercela, yang sekarang menjadi milik mereka.<br />

Umat tebusan itu menyanyikan sebuah nyanyian pujian yang bergema dan bergema-ulang di<br />

seluruh lengkungan Surga, "Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi<br />

Anak Domba!" (Wah. 7:10). Malaikat dan serafim menyatukan suara mereka dalam puji-pujian.<br />

Sementara umat yang ditebus itu melihat kuasa dan kebencian Setan, mereka telah melihat,<br />

seperti belum pernah sebelumnya, bahwa tidak ada kuasa selain kuasa Kristus yang dapat<br />

membuat mereka menjadi pemenang. Dalam semua rombongan yang bercahaya itu tidak<br />

seorangpun yang menganggap keselamatan itu diberikan kepada mereka oleh karena mereka<br />

telah menang atas kuasa dan kebaikan mereka sendiri. Tidak ada yang menyatakan apa-apa<br />

mengenai apa yang telah mereka lakukan atau derita; tetapi beban setiap nyanyian, nada<br />

kuncisetiap lagu adalah "Keselamatan kepada Allah kami, dan kepada Anak Domba." Di<br />

hadapan penduduk dunia dan Surga yang telah berkumpul, dilangsungkanlah penobatan terakhir<br />

Anak Allah. Dan sekarang dengan diselubungi keagungan dan kuasa yang maha besar, Raja atas<br />

segala raja mengumumkan keputusan hukuman atas pemberontak-pemberontak terhadap<br />

pemerintahan-Nya, dan melaksanakan keadilan ke atas mereka yang melanggar hukum-Nya dan<br />

menindas umat-Nya. Nabi Allah berkata, "Dan aku melihat suatu takhta putih yang besar dan<br />

Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan<br />

455

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!